Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyikapi kondisi penyebaran virus Korona yang kian melebar, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpeluang menuju level psikologis baru yakni Rp 16.000 per dollar AS. Meskipun begitu, investor tak perlu menunggu lama, momentum pelemahan saat ini juga bisa dimanfaatkan oleh pemilik dollar AS untuk mulai melakukan jual.
Mengutip Bloomberg, pada perdagangan awal pekan rupiah ditutup melemah terhadap dollar AS 1,05% ke level Rp 14.932 per dollar AS.
Baca Juga: Rupiah ditutup melorot ke Rp 14.933 per dolar AS hari ini
Sejalan dengan itu, pergerakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau dikenal JISDOR juga mencatatkan pelemahan tipis yakni 0,02% ke level Rp 14.818 per dollar AS pada Senin (16/3).
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengungkapkan, dengan pergerakan rupiah saat ini maka peluang harga menuju level psikologis Rp 15.000 per dollar AS kian terbuka. "Pergerakan harga ke Rp 15.000 kemungkinan besar pasti tembus karena kondisi Korona yang semakin menyebar," jelas Sutopo kepada Kontan, Senin (16/3).
Ditambah lagi, saat ini semakin banyak negara yang mulai lockdown dan menyatakan status darurat Korona seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa. Alhasil, seiring situasi tersebut kondisi ekonomi global pun mulai jatuh, saham-saham terjun bebas dan market crypto juga mengalami kejatuhan.
"Momen seperti ini, setiap orang terutama investor lebih memilih menjual asetnya untuk pegang cash. Cash is the king," tegasnya.
Baca Juga: Rupiah melemah ke Rp 14.968 per dolar AS (pukul 15.00 WIB)
Saat seperti ini, Sutopo menilai semakin banyak investor yang memilih untuk menjual aset saham, crypto, dan aset lainnya demi bisa memiliki lebih banyak dana cash maupun dollar AS.
Meskipun begitu, Sutopo juga tidak menampik ke depannya ruang bagi nilai tukar rupiah menuju level Rp 16.000 per dollar AS cukup terbuka. Hanya saja, dia masih optimistis bahwa pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia (BI) sudah bersiap untuk melakukan intervensi market untuk mencegah rupiah melemah lebih dalam.