Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Kekhawatiran bakal surutnya suplai minyak nabati mengangkat harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO).
Kontrak CPO untuk pengiriman Februari di Malaysia Derivatives Exchange naik 1,2% ke level RM 3.007 atau setara US$ 946 per metrik ton, dan mengakhiri sesi perdagangan pagi di posisi RM 3.004 per metrik ton. Meski begitu, dalam sepekan ini, harganya tercatat masih jatuh sebesar 2,6%.
Pasar mencemaskan cuaca kering di Amerika Selatan akan menyurutkan produksi kedelai, sehingga suplai minyak nabati global bakal seret. Minyak kedelai dan minyak sawit merupakan produk substitusi, sehingga pergerakan harga keduanya akan saling memengaruhi.
"Cuaca di Argentina telah menimbulkan kekhawatiran untuk tanaman kedelai. Proyeksi terjadinya banjir di daerah-daerah perkebunan utama sawit di Malaysia selama akhir pekan juga menyokong harga," kata Chung Yang Ker, analis Phillip Futures Pte., di Singapura.
Sebelumnya, Dewan Minyak Sawit Malaysia melaporkan, produksi menurun 14,8% menjadi 1,6 juta ton pada November, setelah musim puncak panen berakhir. Stok juga berkurang 1,5% menjadi 2,1 juta ton.
Sementara itu, harga kontrak kedelai di Chicago Board of Trade naik paling tajam dalam dua pekan, yaitu ke level US$ 11,2125 per bushel, kemarin. Adapun, minyak kedelai reli 0,5% ke 49,60 sen per pound, memperpanjang reli yang terjadi kemarin sebesar 1,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News