Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak memanas pekan ini. Selama sepekan harga minyak naik sekitar 6% karena kekhawatiran terhadap pasokan dari Timur Tengah yang meningkat dan pembatasan memperketat pasar produk olahan minyak.
Jumat (9/2), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 56 sen atau 0,7% menjadi US$ 82,19 per barel.
Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 62 sen atau 0,8% menjadi US$ 76,84 per barel.
Minyak berjangka naik sepanjang minggu ini, setelah penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap proposal gencatan senjata Hamas pada hari Rabu. Kenaikan minggu ini mengikuti penurunan 7% harga minyak pada minggu sebelumnya.
"Kami yakin bahwa perubahan harga yang terjadi dari minggu ke minggu seperti ini akan semakin menjadi ciri pasar minyak mentah sepanjang sisa bulan ini, kecuali berita utama bullish dari Timur Tengah yang dapat memaksa penyesuaian neraca minyak global," kata Presiden Ritterbusch and Associates LLC Jim Ritterbusch di Galena, Illinois seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Harga Minyak Naik 5% Sepekan Setelah Israel Menolak Tawaran Gencatan Senjata
Perusahaan-perusahaan energi AS juga minggu ini menambahkan 4 rig minyak dan gas alam menjadi 623 rig pada minggu ini, tertinggi sejak pertengahan Desember, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam laporannya.
Produksi minyak dalam negeri AS minggu ini kembali ke rekor tertinggi 13,3 juta barel per hari, menurut Badan Informasi Energi AS.
Bulan lalu, cuaca dingin menyebabkan penutupan wilayah produksi minyak secara luas.
Harga minyak mentah berjangka juga didukung menguatnya harga bensin dan solar karena penghentian produksi kilang di AS secara signifikan sehingga memperketat pasar produk minyak.
Harga nensin berjangka naik sekitar 9% dalam seminggu menjadi US$ 2,34 per galon. Sementara harga minyak pemanas berjangka meningkat 11% menjadi US$ 2,96 per galon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News