Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (27/7) diprediksi masih akan berlanjut pada perdagangan besok. Adapun sentimen yang bakal mendukung pergerakan mata uang Garuda tersebut berasal dari sentimen domestik dan eksternal.
Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Senin (27/7) kurs rupiah tercatat menguat 0,42% ke Rp 14.549 per dollar AS.
Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, rupiah ditutup menguat tipis 9 poin atau 0,06% ke level Rp 14.605 per dollar AS dibandingkan perdagangan hari sebelumnya Rp 14.614 per dollar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pada perdagangan Selasa (28/7) nilai tukar rupiah berpotensi untuk melanjutkan penguatan. Hal ini sejalan dengan masih banyaknya kekhawatiran yang muncul di pasar keuanga global.
Baca Juga: Kurs rupiah berpotensi menguat lagi pada esok hari
"Dollar AS terlihat melemah terhadap mata uang emerging market dan mata uang utama dunia sejak pagi tadi. Ini karena, pasar khawatir dengan kondisi pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS)," kata Ariston kepada Kontan.co.id, Senin (27/7).
Dia menjelaskan, pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam tersebut berpotensi terhambat lantaran meningkatkan kasus penularan Covid-19 di AS. Selain itu, kekhawatiran juga datang dari konflik antara AS dengan China yang berpotensi merembet ke urusan dagang kedua negara ekonomi raksasa dunia tersebut.
Ditambah lagi, Ariston menilai dengan bakal dikeluarkannya kebijakan stimulus baru dari pemerintah AS sebanyak US$ 1 triliun juga berpotensi semakin menekan pelemahan dollar AS.
Untuk itu, melihat beberapa fakor tersebut Ariston memperkirakan mata uang Garuda bakal kembali menguat. "Rupiah masih berpotensi menguat dengan kisaran Rp 14.450 per dollar AS hingga Rp 14.600 per dollar AS, dengan dominasi sentimen eksternal," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News