kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Keyakinan Konsumen Tekan Daya Beli Masyarakat, Simak Sejumlah Saham yang Berisiko


Kamis, 09 Oktober 2025 / 20:02 WIB
Keyakinan Konsumen Tekan Daya Beli Masyarakat, Simak Sejumlah Saham yang Berisiko
ILUSTRASI. Penjualan produk elektronik di ritel modern, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level 115 pada September 2025. Keyakinan konsumen ini tercatat turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 117,2. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level 115 pada September 2025. Keyakinan konsumen ini tercatat turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 117,2.

Berdasarkan Pusat Data Kontan, IKK pada periode September 2025 menyentuh level terendah sejak Mei 2022. Posisi terendah terakhir sebelum September 2025 adalah April 2022 di angka 113,1.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Hari Rachmansyah mengatakan emiten di sektor consumer disrectionary atau yang bergantung pada daya beli masyarakat untuk produk non esensial umumnya paling rentan terhadap penurunan keyakinan konsumen.

Ia berpendapat emiten yang tergolong sensitif terhadap sentimen tersebut ialah PT Mitra Adiperaksa Tbk (MAPI), PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). 

"Penjualan produk fesyen, elektronik dan hobi cenderung turun saat konsumsi melemah," kata Hari kepada Kontan, Kamis (9/10/2025).

Baca Juga: IKK Turun ke Level Terendah, Begini Pengaruhnya ke Pasar Saham

Sebaliknya, emiten consumer staples dengan produk kebutuhan dasar seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Sido Muncul Tbk (SIDO) cenderung lebih tahan terhadap pelemahan keyakinan konsumen.

"Investor sebaiknya fokus pada emiten konsumer yang defensif, waspadai retail dan lifestyle serta manfaatkan koreksi untuk akumulasi jangka menengah," ujarnya.

Hari menambahkan strategi untuk emiten retail dan lifestyle dalam menjaga marjin saat permintaan melemah ialah efisiensi operasional, perluasan kanal online untuk menekan biaya distribusi, serta diversifikasi jenama dan segmen harga agar tetap menjangkau konsumer lebih luas.

Disisi lain, Hari mengungkapkan prospek emiten sektor konsumer masih terbilang positif, didorong oleh pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi masyarakat.

"Melalui program 8+4+5, pemerintah melanjutkan bantuan pangan selama dua bulan ke depan dengan penyaluran 10 kilogram beras per keluarga pada Oktober dan November senilai Rp 7 triliun," jelas Hari.

Ia merekomendasikan untuk mencermati saham INDF dan ICBP di target harga masing-masing Rp 11.200 dan Rp 12.600 per saham.

Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen Jeblok, Cermati Efeknya ke Emiten Konsumer

Dihubungi terpisah, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengungkapkan emiten konsumer di sektor disrectionary atau ritel non pokok seperti fesyen, elektronik dan leisure lebih sensitif terhadap pelemahan IKK. Emiten yang berada di sektor ini antara lain MAPI, MAPA dan ERAA.

"IKK yang melemah memicu penundaan belanja besar dan peningkatan promo yang menekan marjin. Sentimen investor terhadap sektor ini masih berhati-hati dalam jangka pendek," ucap Liza kepada Kontan, Kamis (9/10/2025).

Adapun Liza menyampaikan emiten di sektor consumer staples seperti perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman pokok cenderung lebih tahan karena permintaan inelastis. Liza menilai tekanan pada sektor ini lebih banyak pada trading down seperti pergeseran produk ke kemasan kecil atau produk private label. 

Liza juga menambahkan untuk saat ini posisi underweight pada sektor konsumer disrectionary masih rasional sampai terlihat bukti pemulihan trafik dan marjin.

Sementara, emiten staples dan ritel kebutuhan harian lebih layak dipertahankan karena lebih cepat merasakan efek stimulus dan bersifat lebih resilien. 

Selanjutnya: Keyakinan Konsumen Rendah, Pemulihan Bergantung pada Penciptaan Lapangan Kerja

Menarik Dibaca: 5 Makanan yang Baik Dikonsumsi Sebelum Berhubungan Intim, Pasutri Bisa Coba!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×