Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Langkah The Fed menaikkan suku bunga bakal berdampak positif pada pasar sukuk dalam negeri. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) Selasa depan (21/3) diprediksi bakal laris manis.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebut ada lima sukuk pemerintah yang akan dijajakan pekan depan (lihat tabel). Dalam lelang kali ini, pemerintah kembali mematok target indikatif Rp 6 triliun.
Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli memperkirakan lelang sukuk negara pekan depan berpotensi mengalami kelebihan penawaran sebanyak tiga kali hingga empat kali dari target indikatif. Artinya minimal penawaran yang masuk sebesar Rp 18 triliun.
Maklum saja, pelaku pasar kini sudah mendapat kepastian soal kenaikan suku bunga AS. The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 0,75%-1%. "Ini meredakan kondisi ketidakpastian yang selama ini cukup mempengaruhi pasar," jelas Lili.
Asal tahu saja, pada lelang SBSN yang dilakukan 7 Maret lalu , pemerintah hanya menyerap dana Rp 6,1 triliun dari total penawaran Rp 12,34 triliun. Setelah tekanan eksternal berkurang, investor bakal kembali memburu SBSN bertenor menengah dan panjang.
Sekadar mengingatkan, sejak awal tahun lelang obligasi pemerintah selalu diwarnai permintaan tinggi terhadap obligasi bertenor pendek. "Yield yang diminta investor juga diprediksi lebih kompetitif dan diharapkan bisa lebih rendah dari midday yield IBPA," ujar Lili. Hal ini sejalan dengan tren bullish di pasar obligasi Indonesia saat ini.
Namun ia memprediksi, investor yang masuk mayoritas masih berasal pihak perbankan dan sekuritas. Maklum saja, likuiditas pasar sukuk domestik masih terhitung rendah. Hal ini membuat investor asing enggan meliriknya.
Terlebih lagi selama ini pasar obligasi syariah Indonesia masih didominasi investor lokal yang lebih suka menggenggam hingga jatuh tempo alias hold to maturity.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News