Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Menjelang sore, bursa Asia terperosok pada transaksi hari ini (13/6). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 15.02 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific tergerus 2,7% menjadi 128,41. Dengan demikian, penurunan bursa Asia sudah melebihi 10% dari level tertingginya tahun ini yang tercipta pada 20 Mei lalu.
Sementara itu, penurunan indeks SET Thailand hari ini menghapus kenaikan yang berhasil dihimpun sepanjang 2013. Sementara, Philippine Stock Exchange Index mencatatkan penurunan terbesar sejak Oktober 2008. Aksi jual juga terjadi pada pasar saham Indonesia, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,7%.
Sejumlah indeks Asia lain yang juga tertekan yakni: indeks Kospi Korea Selatan turun 1,4%, Straits Times Index turun 1,5%, dan indeks Taiex Taiwan turun 2%. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,6% dan indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,9%.
Wajah bursa Asia tampak muram pada hari ini setelah laporan Bank Dunia yang dirilis kemarin menyatakan bahwa perekonomian glonal hanya akan tumbuh 2,2%. Prediksi ini lebih rendah dari analisa Januari yang mematok angka pertumbuhan sebesar 2,4%. Bahkan, prediksi yang baru tersebut lebih kecil ketimbang pertumbuhan ekonomi dunia tahun lalu yang sebesar 2,3%.
Selain itu, spekulasi mengenai penghentian stimulus oleh the Federal Reserve juga menjadi sentimen negatif bursa Asia. Faktor lainnya, Bank Dunia memangkas pertumbuhan ekonomi emerging market, yang disebabkan oleh perlambatan ekonomi China. Lalu, ada pula isu Bank of Japan yang tidak merubah kebijakan stimulusnya serta langkah bank sentral Selandia Baru dan Korea Selatan yang menahan suku bunga acuannya.
"Investor sebaiknya minggir dan langsung mengambil profit selagi bisa. Banyak sekali ketidakpastian terkait pertumbuhan ekonomi global," jelas Daphne Roth, head of Asia wquity research ABN Amro Private Bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News