kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   -7.000   -0,44%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Ketidakpastian dan Sentimen Negatif Industri Properti Tinggi, Begini Tanggapan Emiten


Minggu, 08 Desember 2024 / 13:03 WIB
Ketidakpastian dan Sentimen Negatif Industri Properti Tinggi, Begini Tanggapan Emiten
ILUSTRASI. Ketidakpastian di industri properti masih cukup tinggi dan membuat para emiten di sektor ini harus wait and see.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian di industri properti masih cukup tinggi dan membuat para emiten di sektor ini harus wait and see.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja IDX Properties & Real Estate sebenarnya naik 10,77% sejak awal tahun 2024 alias year to date (YTD).

Di sisi lain, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp 5,27 triliun untuk tahun 2025. 

Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk dukungan manajemen kementerian hingga program 3 juta rumah besutan Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Perintis Triniti Properti (TRIN) Garap Proyek Properti di Karawang

Sayangnya, sentimen negatif juga masih membayangi sektor properti. Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) oleh Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan bahwa Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal III 2024 hanya tumbuh 1,46% secara tahunan alias year on year (YoY). Pertumbuhannya melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 1,76% YoY.

Pajak pertambahan nilai (PPN) yang naik menjadi 12% di tahun 2025 pun dianggap bisa menurunkan minat masyarakat dalam membeli properti. Sementara, suku bunga BI juga masih tinggi dan belum dipastikan akan segera turun.

PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) pun menganggap kenaikan PPN 12% akan berdampak pada meningkatnya harga jual properti, karena terdapat kemungkinan kenaikan biaya konstruksi. 

“Namun, apabila stimulus PPN DTP yang diberikan Pemerintah tetap dijalankan di tahun depan, konsumen pembeli rumah akan sangat terbantu,” ujar Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo kepada Kontan, Kamis (5/12).

Baca Juga: Sentimen Masih Beragam, Simak Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham Emiten Properti

Untuk menjaga kinerja masih baik di tengah sentimen-sentimen tersebut, MTLA akan terus melihat kebutuhan pasar utk hunian dan beradaptasi dengan perubahan.

“Angka marketing sales tahun 2025 masih dalam proses penyusunan, namun MTLA tetap menargetkan pertumbuhan di tahun 2025 dengan meneruskan proyek berjalan,” paparnya.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) pun masih berusaha melihat sejumlah sentimen ekonomi yang berpengaruh pada sektor properti di Tanah Air.

Direktur CTRA Harun Hajadi mengaku, pihaknya optimistis dengan kinerja sektor properti Tanah Air, meskipun masih hati-hati dengan kondisi ekonomi.

“Kami masih harus melihat dan mempelajari dampaknya, serta belum berani melakukan atau memutuskan sesuatu yang kami masih belum tahu,” ujarnya kepada Kontan, Sabtu (7/12).

Salah satu kekhawatiran adalah terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2024 hingga tahun 2025.

“Di kuartal I 2024, pertumbuhannya sebesar 5,11%. Lalu, kuartal II 5,05% dan kuartal III 4,95%. Takutnya ada momentum penurunan. Itu yang paling mengkhawatirkan,” paparnya.

Harun menuturkan, CTRA belum menerapkan strategi tertentu untuk menghadapi kondisi tersebut. Perseroan juga biasanya memutuskan strategi tahunan di bulan Februari setiap awal tahun.

Namun, CTRA masih optimistis bisa mencetak pertumbuhan kinerja di tengah tantangan pasar properti.

“Ekspansi akan terus kami lakukan. Mencari lahan atau land bank baru terus kami lakukan, karena itu bahan baku kami,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×