Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah menguat tipis terhadap dolar AS di perdagangan Rabu (4/12). Pergerakan datar rupiah seiring penantian investor terhadap pidato Jerome Powell serta data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah membalikan pelemahan di sesi awal karena didukung sentimen risk-on di pasar ekuitas domestik dan regional. Namun, investor masih cenderung wait and see menantikan data ekonomi penting AS malam ini seperti ADP dan ISM Service, serta pidato Jerome Powell.
‘’Rupiah akan bergantung pada hasil dari data-data tersebut yang belakangan ini sering lebih kuat,’’ imbuh Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).
Lukman menilai, rupiah kemungkinan masih belum terlepas dari tekanan, mengingat masih ada rilis data penting Non Farm Payroll (NFP) di akhir pekan nanti. Kekuatiran tarif Trump juga masih menekan mata uang emerging market pada umumnya.
Baca Juga: Rupiah Menguat Tipis Jelang Pidato Powell, Rabu (4/12), Simak Proyeksi untuk Besok
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi melihat, pelaku pasar masih gelisah menjelang pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di hari Kamis (5/12) dinihari waktu Indonesia. Powell diharapkan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang suku bunga yang dalam sepekan ini telah menekan mata uang regional.
Kekhawatiran lainnya pun baru-baru ini muncul usai Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol mengumumkan darurat militer pada hari Selasa. Langkah tersebut menghadapi reaksi keras langsung, termasuk penolakan parlemen dan protes publik, hingga upaya pemakzulan.
‘’Upaya pemakzulan tersebut menjerumuskan Korsel ke dalam krisis politik terburuk sejak tahun 1980-an. Ketidakpastian politik di negara tersebut melemahkan sentimen investor di seluruh Asia, mengingat Korea Selatan dianggap sebagai pilar ekonomi Asia Timur,’’ jelas Ibrahim dalam risetnya, Rabu (4/12).
Selain itu, ketidakpastian geopolilik masih berlanjut seiring kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah runtuh. Perang yang masih berlanjut biasanya menguatkan dolar AS sebagai aset aman (safe haven).
Baca Juga: Rupiah Berbalik Arah, Ditutup Menguat ke Rp 15.937 Per Dolar AS Hari Ini (4/12)
Dengan berbagai faktor tersebut, Ibrahim memproyeksi rupiah akan berbalik melemah di perdagangan Kamis (5/12) ke kisaran Rp 15.920 - Rp.16.000 per dolar AS. Sedangkan, Lukman memperkirakan rupiah akan melemah di rentang Rp 15.850 – Rp 16.000 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu (4/12), rupiah spot ditutup menguat tipis 0,05% ke level Rp 15.937 per dolar AS. Sementara, rupiah Jisdor BI terpantau melemah tipis 0,04% ke level penutupan Rp 15.957 per dolar AS.
Selanjutnya: Penjualan Ekspor Naik di Kuartal III, TOTO Optimistis Kinerja Akhir 2024 Positif
Menarik Dibaca: 9 Ciri-Ciri Diabetes pada Usia Muda, Salah Satunya Mata Kering
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News