Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kurs rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Rabu (4/12). Mata uang garuda bergerak datar seiring investor berhati-hati jelang pidato Ketua The Fed, Jerome Powell.
Mengutip Bloomberg, Rabu (4/12), rupiah spot menguat tipis 0,05% ke level Rp 15.937 per dolar AS. Sementara, rupiah Jisdor BI terpantau melemah tipis 0,04% ke level penutupan Rp 15.957 per dolar AS.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, rupiah menguat tipis karena sikap investor Asia yang lebih memilih berhati-hati jelang pidato Ketua Fed Jerome Powell dini hari nanti.
‘’Investor sangat selektif menentukan posisi mereka, terlebih lagi jelang akhir tahun dan serangkaian even penting yang mewarnai perdagangan di awal Desember,’’ uajr Nanang kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).
Baca Juga: Rupiah Berbalik Arah, Ditutup Menguat ke Rp 15.937 Per Dolar AS Hari Ini (4/12)
Nanang menambahkan, data ketenagakerjaan AS yakni non farm payroll di hari Jumat (6/12) turut menjadi antisipasi investor. Hal itu mengingat serangkaian data Amerika yang rilis sebelumnya memperlihatkan arah perbaikan, terlebih lagi adanya kemajuan dari angka sector manufaktur versi ISM dan S&P Global. Selain itu, lowongan pekerjaan (JOLTS Job Opening) pun mencatat hasil kenaikan.
Malam ini, investor akan disuguhkan data ADP Employment Change dengan perkiraan adanya penurunan dari 233.000 ke 152.000, yang berbeda dengan ekspektasi kenaikan dari pelaku pasar. Namun tetap tidak mengesampaingkan bahwa data jasa PMI dari ISM diproyeksikan mengalami perlambatan dari 56 menuju 55.7.
Secara umum, Nanang berujar, investor akan mempertimbangkan pidato Fed dini hari nanti, yang besar harapan adanya kejelasan arah kebijakan moneter the Fed. Sebab, pasar masih khawatir notulen di akhir November lalu yang menunjukkan inflasi menuju perlambatan, meski masih di atas target 2%, sementara lapangan kerja masih solid.
Pernyataan dovish dari Powell akan membuka kemungkinan bagi pelonggran kebijakan moneter lebih lanjut, meskipun hal tersebut akan dilakukan secara bertahap. Adapun Fed dijadwalkan akan menggelar pertemuan regularnya pada 17-18 Desember dengan prospek suku bunga bakal dipangkas 25 basis poin dari posisi sekarang 4.75%.
‘’Penguatuan rupiah ini juga didorong oleh sentimen positif terhadap stabilitas ekonomi di pasar negara berkembang, yang menambah pandangan optimis pada terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar dari the Fed,’’ sebut Nanang.
Dari domestik, permintaan dolar AS dari BUMN migas sudah mereda yang seharusnya bisa mengurangi tekanan pada rupiah menurut Bank Indonesia (BI). Bank Indonesia akan memastikan berjaga di pasar untuk menahan tekanan terhadap rupiah, seiring dengan pelemahan yang masih berlangsung menuju level psikologis Rp 16.000 per dolar AS.
Baca Juga: Nasabah Merapat, Inilah Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri Hari Ini Rabu (4/12)
Secara keseluruhan, Nanang memandang bahwa sensitivitas rupiah hari ini masih akan berlanjut esok, pasca pidato Powell. Dia memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di rentang Rp 15.860 - Rp 16.040 per dolar AS pada Kamis (5/12).
‘’Sikap hawkish Powell dapat membawa rupiah Kembali berada di atas 16.000, tepatnya testing area 16.030. Sebaliknya sikap dovish the Fed yang menjelangkasn prospek pemangkasan suku bunga terus berlanjut bisa menekan rupiah 15.870,’’ kata Nanang.
Selanjutnya: PT Paiton Energy Hadirkan PLTS Atap di 3 Sekolah, Dukung Pembangunan Berkelanjutan
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (5/12): Berawan hingga Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News