Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas bursa saham utama di regional Asia melemah pada Senin (14/2). Pelemahan tertinggi dialami oleh Nikkei 225 yang melemah 2,23%, disusul Hang Seng Index yang melemah 1,41%, dan Strait Times yang terkoreksi 0,98%.
Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,19% ke level 6.734,486. IHSG terpantau melemah sejak awal perdagangan sesi pertama.
Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, koreksi bursa saham Asia terjadi di tengah kekhawatiran mengenai kemungkinan invasi Rusia ke Ukrania.
Semakin banyak negara yang mendesak warganya untuk meninggalkan Ukrania setelah penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), Jake Sullivan, memperingatkan bahwa Rusia telah mempercepat penggelaran pasukan di sepanjang perbatasan dengan Ukrania dalam 10 hari terakhir.
Baca Juga: IHSG Turun, Begini Proyeksi Pergerakan Selasa (15/2)
Sebelumnya, investor sudah merasa khawatir mengenai rencana bank sentral AS yakni Federal Reserve (The Fed) untuk menarik paket stimulus ekonomi dalam rangka menjinakkan inflasi yang saat ini berada di tingkat tertinggi dalam 4 dekade. Investor juga memantau seberapa cepat bank sentral Eropa dan bank-bank sentral lain mengikuti jejak langkah Federal Reserve.
Gubernur bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA) pada Jumat lalu mengatakan ada kemungkinan suku bunga acuan naik di akhir tahun ini. Namun, ada juga risiko yang timbul dari kenaikan suku bunga yang terlalu awal. RBA ingin melihat perkembangan data inflasi dalam beberapa kuartal mendatang sebelum mengambil keputusan.
Bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) hari ini sukses mempertahankan target imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Jepang dengan terus melaksanakan kebijakan moneter yang super longgar.
Baca Juga: IHSG Diramal Melemah pada Selasa (15/2), Simak Pergerakan Saham CTRA, MNCN, dan BBCA
BOJ pekan lalu mengumumkan akan membeli surat utang Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun dalam jumlah yang tidak terbatas dengan yield 0,25%. Ini dilakukan untuk mencegah kenaikan yield di pasar obligasi global yang mengerek biaya pinjaman di pasar obligasi domestik Jepang.
Yield surat utang Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun, yang bulan ini mencapai tingkat tertinggi dalam 6 tahun, di tutup turun 1 basis points (bps) menjadi 0,215% setelah sempat merosot menyentuh 0,200% di awal sesi perdagangan hari ini. BOJ tidak melakukan pembelian sama sekali karena memang tidak ada jadwal lelang obligasi Pemerintah Jepang untuk hari ini.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah naik ke level tertinggi dalam 7 tahun terakhir. Lonjakan ini didorong oleh ketakutan bahwa kemungkinan invasi ke Ukrania oleh Rusia akan memicu sanksi ekonomi dari AS dan Uni Eropa yang akan mengganggu arus perdagangan internasional
Selain itu, Rusia merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Setiap aksi militer berpotensi besar mengganggu pasokan yang akan mengguncang pasar dan industri minyak dan gas (migas) dunia.
Baca Juga: Kinerja Solid, Dividen Emiten Perbankan Besar Diproyeksi Bakal Lebih Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News