Sumber: Bloomberg | Editor: Asnil Amri
SINGAPURA. Harga gandum berhasil rebound setelah Rusia meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar pertemuan darurat terkait dengan konflik antara Rusia-Ukraina. Ketegangan antara Rusia dan Ukraina tersebut dikhawatirkan mengganggu pasokan gandum dari dua wilayah itu.
Kontrak harga gandum pengiriman Juli naik 2,1% menjadi US$ 6,82 per bushel saat diperdagangkan di Chicago Board of Trade (CBOT) dan ada di posisi harga US$ 6,79 per bushel pada pukul 10:38 waktu Singapura.
Sebelumnya, harga gandum turun 3% karena adanya perkiraan hujan yang diproyeksikan bisa membantu areal tanam gandum di Great Plains Amerika Serikat (AS), eksportir gandum terbesar di dunia.
Sebagaimana diketahui, Rusia telah meminta pertemuan darurat di PBB setelah melihat kondisi keamanan di Timur Ukraina. Pejabat AS dan Ukraina menuduh Rusia berada di balik kekerasan tersebut.
Perlu diketahui, Rusia merupakan eksportir gandum terbesar kelima dunia, disusul setelah itu Ukraina. Departemen Pertanian AS (USDA) menyebutkan, kedua negara itu diproyeksikan memasok 17% ekspor gandum tahun ini.
"Ketegangan di Ukraina menjadi fokus pasar dan bisa mendukung harga pasar gandum," terang Luke Mathews, analis komoditas di Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah laporan hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News