kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerjasama terhenti, Merpati Airlines tunggu kelanjutan dari direksi baru Garuda


Kamis, 23 Januari 2020 / 08:24 WIB
Kerjasama terhenti, Merpati Airlines tunggu kelanjutan dari direksi baru Garuda
ILUSTRASI. Dirut Merpati Nusantara Airlines Captain Asep Eka Nugraha.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kisruh soal PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ikut mempengaruhi kinerja PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Direktur Utama Merpati Airlines Asep Ekanugraha mengatakan sejak awal kisruh Garuda, kerjasama antar keduanya terhenti. 

"Kemarin dipimpin Pak Iqbal direktur kargonya, tetapi kemudian ada hal seperti kemarin otomatis menjadi freeze," ujar Asep, Rabu (22/1). 

Asep menjelaskan beberapa rencana Merpati Airlines harus tertunda. Namun, dia menegaskan, bisnis anak usahanya masih tetap berjalan. Adapun dua anak usaha Merpati Airlines adalah Merpati Maintenance Facility dan Merpati Training Center. 

Baca Juga: TSG Global Holdings gandeng 10 perusahaan Indonesia untuk ekspansi ke Kongo

"Secara bisnis anak perusahaan tetap berjalan, bukan berarti pada saat kemarin ada masalah itu kemudian anak perusahaan tidak berjalan. Hanya saja memang akhirnya yang seharusnya kita anggap plan-nya bisa terimplementasi menjadi agak tertunda," jelas Asep. 

Asep juga menjelaskan tertundanya operasional Merpati Airlines juga disebabkan adanya hambatan dari proses perizinan dari Kementerian Perhubungan.

"Sama sebenarnya, apapun kan kita harus berproses di Kementerian Perhubungan. Jadi sebenarnya pada akhirnya kita belum bisa berproses lebih jauh untuk merealisasikan itu, agak tertunda pada akhirnya," jelas Asep. 

Pada Oktober 2019, Garuda Indonesia bekerjasama dengan Merpati Airlines dalam bidang pelayanan kargo udara, ground handling, maintenance repair & overhaul (MRO) dan training center.  Kerjasama ini merupakan satu dari 10 upaya kerjasama dari BUMN lain untuk menghidupkan kembali denyut Merpati Airlines. 

Kendati begitu, Merpati baru mengantongi izin pelayanan kargo udara saja. Perusahaan hanya diberi tugas untuk melayani pengantaran kargo untuk wilayah bagian timur dengan meminjam pesawat milik Garuda Indonesia. Sebagai langkah awal, Garuda rencananya meminjamkan tiga pesawatnya, lalu menambahkan lagi lima pesawat di tahun 2020. 

Dengan perjanjian tersebut, sejatinya Merpati Airlines mulai bisa melayani kargo udara per 10 November 2019. Sayangnya, pada 17 November 2019, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menguak penyelundupan Harley-Davidson dan sepeda Brompton di dalam pesawat Airbus A330-900 Neo. 

Lebih lanjut, saat ini Asep tengah menunggu sikap Garuda Indonesia soal kerjasama ini. Apalagi Garuda Indonesia usai melakukan perombakan direksi melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 

Baca Juga: Merpati Hidup Lagi, tapi Belum Bisa Terbang Sendiri

Di tengah terhambatnya kerjasama dengan Garuda Indonesia terhambar, Merpati Airlines justru ikut bekerjasama dengan TSG Global Holdings dan sembilan perusahaan asal Indonesia lainnya untuk mengembangkan bisnis di Republik Demokratik Kongo. 

Merpati Airlines akan menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan penerbangan di Afrika, khususnya Republik Demokratik Kongo untuk membuka rute pengangkutan kargo Indonesia-Afrika dan kerjasama maintenance repair and overhaul (MRO) serta training centre

"Ini kita menyambut baik atas hal ini, toh pada prinsipnya kan bagaimana untuk bisa beroperasi lagi, jadi ini bagian dari preparation. Bekerjasama tidak harus dengan satu pihak saja bisa dengan beberapa pihak lain," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×