kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kepemilikan asing di SBN berpotensi terus meningkat


Selasa, 06 Februari 2018 / 23:02 WIB
Kepemilikan asing di SBN berpotensi terus meningkat
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Dimas Andi | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) mengalami peningkatan sepanjang bulan Januari 2018. Mengutip Ditjen Pembiayaan Pengelolaan dan Risiko Kementerian Keuangan, dana asing di SBN bertambah Rp 33,67 triliun atau 4,02% menjadi Rp 869,77 triliun per 31 Januari. Jumlah tersebut membuat porsi kepemilikan asing di SBN mencapai 41,29%.

Analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar mengatakan, investor asing sempat melakukan aksi beli secara terus-menerus dari awal bulan hingga pertengahan bulan lalu.

Hal itu seiring dengan tren menguatnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat di tengah minimnya sentimen negatif dari luar negeri. Alhasil, minat investor asing terhadap pasar obligasi Indonesia meningkat. “Stabilitas nilai tukar rupiah mampu menjaga tingkat kepercayaan investor asing,” kata Anil, Selasa (6/2).

Nilai kepemilikan asing di SBN bahkan pernah mencetak rekor pada 23 Januari lalu sebesar Rp 880,20 triliun. Akan tetapi, jumlah dana asing di SBN kembali mengalami penurunan ketika memasuki pekan terakhir Januari. Bahkan, penurunan masih terjadi pada 1 Februari lalu yang mana nilai dana asing di SBN berada di level Rp Rp 864,73 triliun.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra berpendapat, agenda Federal Open Market Committee yang berlangsung 31 Januari lalu cukup berpengaruh terhadap stabilitas kepemilikan dana asing di SBN.

Apalagi, selain membahas perkembangan tingkat suku bunga acuan AS, agenda tersebut menjadi penanda beralihnya posisi ketua The Federal Reserve dari Janet Yallen menjadi Jerome Powell. Alhasil, investor asing menjadi lebih waspada selama momen FOMC berlangsung.

Akibat aksi jual yang dilakukan investor asing, Indonesia Composite Bond Index sempat mengalami koreksi sepanjang pekan terakhir Januari. Meski begitu, dana asing yang sempat lenyap dari SBN tidak semuanya menandakan investor asing telah pergi dari pasar obligasi negara.

”Ada beberapa surat utang yang jatuh tempo pada Januari kemarin sehingga investor asing mengakhiri kegiatan investasinya,” ujar Made.

Memasuki bulan Februari, jumlah dana investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) masih berpotensi kembali meningkat. Hal ini didukung oleh stabilnya kondisi makroekonomi dalam negeri di tengah berkurangnya sentimen eksternal.

Analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar yakin, investor asing akan kembali melakukan aksi beli SBN secara intens pada bulan Februari. Pasalnya, kondisi ekonomi Indonesia masih tergolong baik di mata investor asing.

Di samping itu, berakhirnya agenda FOMC pada akhir bulan lalu secara langsung meredakan tekanan eksternal yang menghantui pasar obligasi domestik. Terlebih lagi, agenda FOMC pada kenyataannya tidak menghasilkan keputusan yang benar-benar krusial.

Sekadar informasi, semenjak FOMC berakhir, terjadi peningkatan jumlah dana asing di SBN. Jika pada Kamis (1/2) lalu, kepemilikan asing di SBN masih berada di level Rp 864,73 triliun, maka pada Senin (5/2) jumlah tersebut meningkat menjadi Rp 869,39 triliun.

Sementara itu, meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir, Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra optimistis hal itu tidak akan terlalu mempengaruhi jumlah kepemilikan asing di SBN.

Sebab, pasar obligasi dianggap cenderung lebih aman berkat adanya intervensi dari Bank Indonesia yang notabene juga mendapat porsi kepemilikan di SBN. “ICBI sebenarnya juga sempat ikut terkoreksi, tapi tidak terlalu signifikan sehingga minat investor asing tidak berkurang,” tutur Anil.

Anil pun berpendapat, intervensi dari BI memang wajar diperlukan mengingat SBN Indonesia didominasi oleh investor asing. Hal tersebut membuat stabilitas pasar obligasi domestik akan sangat bergantung pada sentimen eksternal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×