Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat sepi peminat pada tahun lalu, Surat Berharga Negara (SBN) ritel tahun ini diprediksikan bakal kembali diminati investor.
Ahmad Mikail Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi, minat investor pada SBN ritel tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Sentimen pendukungnya yaitu transmisi kebijakan moneter di Indonesia masih akan berjalan sehingga bunga deposito masih bergerak turun.
"Kupon obligasi ORI masih bisa lebih tinggi daripada deposito jadi permintaan bisa cukup tinggi," kata Ahmad, Rabu (24/1).
Selain itu, SBN ritel diproyeksikan ramai peminat didukung likuiditas perbankan yang juga besar. Di samping itu, Ahmad mengatakan, tingkat tabungan masyarakat masih tinggi dan ada kecenderungan mereka mencari return investasi yang lebih tinggi daripada deposito sehingga peminat SBN ritel diproyeksikan tinggi di tahun ini.
"Tahun kemarin ORI kurang laku, karena kemungkinan likuiditas cukup tight," katanya. Selain itu, pemerintah juga gencar menerbitkan surat utang negara (SUN) konvensional maupun sukuk, sehingga ORI jadi kurang peminatnya.
Namun, kata Ahmad, tahun ini likuiditas perbankan diproyeksikan cukup banyak, sehingga permintaan SBN ritel bisa ramai.
Ia memproyeksikan, untuk ORI yang akan diterbitkan pemerintah tahun ini berpotensi membagikan kupon sekitar 6%-6,5%. Dengan perkiraan kupon tersebut, diproyeksikan akan menarik bagi investor.
Dengan permintaan yang tinggi dari lelang yang sudah pemerintah lakukan, Ahmad bilang, hal tersebut bisa mencerminkan SBN ritel juga masih digemari bagi yang mencari return lebih tinggi dari deposito.
Apalagi dengan sistem penerbitan SBN ritel yang baru secara online, Ahmad menilai hal ini bagus untuk mempermudah akses investor dan mendukung likuiditas. "Bagus untuk likuiditas, kalau likuiditas bagus bisa dorong yield makin turun," kata Ahmad.
Direktur SUN Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Loto Srinaita Ginting mengatakan, targetĀ penerbitan SBN ritel tahun ini terdiri dari penerbitan Sukri (Sukuk Ritel) pada kuartal I, SBR (Savings Bonds Ritel) pada kuartal II, dan ORI (Obligasi Negara Ritel) pada kuartal IV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News