Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang Februari tahun ini diperkirakan masih akan berlangsung ramai. Hal ini tidak lepas dari meredanya tekanan global dan adanya sejumlah sentimen positif di pasar obligasi domestik.
Analis Obligasi BNI Sekuritas, Ariawan mengatakan, penantian pelaku pasar terhadap hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) sempat membuat indeks obligasi melemah. Hal itu pula yang membuat nilai penawaran masuk dan jumlah dana yang diserap pemerintah pada lelang Surat Utang Negara (SUN) tanggal 30 Januari lalu, kurang maksimal.
Saat itu, pemerintah meraup dana senilai Rp 17,55 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 47,23 triliun.
Namun, Ariawan bilang, semenjak The Federal Reserve memilih untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat, tekanan eksternal terhadap pasar obligasi domestik mulai mereda. “Bisa dibilang, sentimen dari eksternal tergolong minim di bulan Februari,” katanya.
Dia pun yakin, rata-rata nilai penawaran yang masuk saat lelang SBN pada bulan ini berada di kisaran Rp 50 triliun dengan adanya sejumlah sentimen positif di pasar obligasi domestik. Salah satunya adalah potensi kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Moody’s pada awal bulan ini. Jika benar terjadi, permintaan dari investor domestik maupun mancanegara saat pelaksanaan lelang SBN diyakini akan meningkat.
Rendahnya tingkat inflasi juga berpotensi meningkatkan minat investor untuk ikut dalam lelang SBN pada bulan ini. Asal tahu saja, tingkat inflasi bulan Januari hanya 3,25%, atau terendah sejak Desember 2016.
Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra menilai, potensi kembali larisnya lelang SBN di bulan Februari dapat mempercepat pemerintah dalam memenuhi target penerbitan SBN di kuartal I 2017.
Peluang tersebut cukup terbuka mengingat dana senilai Rp 90,18 triliun yang berhasil diserap pemerintah dalam lelang SBN pada bulan lalu sudah mencapai 46,37% dari target penerbitan sebesar Rp 194,5 triliun. Artinya, pemerintah tinggal membutuhkan Rp 104,32 triliun lagi untuk mencapai target.
“Masih ada waktu dua bulan di kuartal pertama bagi pemerintah untuk memenuhi atau bahkan melampaui target penerbitan SBN,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News