Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah laporan suplai mingguan AS yang naik harga minyak dibayangi koreksi. Hanya saja koreksi dollar AS sedikit membuat harga minyak WTI berhasil pertahankan posisi.
Mengutip Bloomberg, Kamis (28/7) pukul 14.05 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman September 2016 di New York Mercantile Exchange naik tipis 0,05% di level US$ 41,94 per barel dibanding hari sebelumnya.
Diduga kenaikan tipis ini disebabkan oleh pelemahan yang didulang USD cukup signifikan. Setelah The Fed kembali gagal memberikan kepastian kapan kenaikan suku bunga akan dilangsungkan.
Selain itu koreksi harga minyak WTI sudah berlangsung selama beberapa waktu terakhir, wajar jika terjadi aksi bargain hunting. Memanfaatkan harga yang rendah dan rendahnya nilai tukar dollar AS. Memurahkan harga jual minyak WTI.
Meski demikian, katalis negatif tetap membalut harga minyak WTI, terbaru Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok mingguan AS naik 1,67 juta barel menyentuh level 521,1 juta barel karena ditopang oleh kenaikan produksi juga.
Sementara pasokan sendiri naik dalam tiga minggu beruntun menjadi 8,52 juta barel per hari. Yang kemudian menyebabkan pasokan di Cushing, Oklahoma, pelabuhan pengiriman minyak terbesar AS naik menjadi 65,2 juta barel pekan lalu.
“Masih ada surplus di pasar global dan itu masih akan terus membuat harga minyak sulit pertahankan rally-nya,” ujar David Lennox, Analyst Fat Prophets, seperti dikutip dari Bloomberg.
