kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Kenaikan Harga Saham Farmasi Diprediksi Hanya Sementara


Kamis, 21 Desember 2023 / 05:45 WIB
Kenaikan Harga Saham Farmasi Diprediksi Hanya Sementara
ILUSTRASI. Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (17/12/2023).


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham emiten farmasi tengah melonjak signifikan, seiring kembali naiknya kasus Covid-19 yang melanda beberapa negara termasuk Indonesia. Namun, beberapa analis menilai kenaikan saham farmasi ini hanya bersifat sementara. 

Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin mengatakan, lonjakan harga saham emiten farmasi memang didorong sentimen kenaikan Covid-19. Akan tetapi menurut dia, kenaikan ini bisa bersifat sementara jika angka Covid-19 sudah mulai turun kembali. 

Shin menilai, kenaikan saham emiten farmasi hanya sentimen jangka menengah hingga pendek karena kondisi saat ini diperkirakan berbeda dengan kasus Covid-19 pertama kali di tahun 2019. Saat ini, tingkat kekebalan dari vaksinasi lebih tinggi dari sebelumnya.

Baca Juga: Kinerja dan Performa Positif PT Itama Ranoraya Didukung Perluasan Portofolio Produk

"Seperti data dari dari Kementerian Kesehatan yang menunjukkan untuk vaksinasi dosis pertama telah mencapai setara 86,87% dari total sasaran, lalu dosis kedua setara 74,53% dan dosis ketiga setara 37,91%," kata Shin kepada Kontan.co.id, Rabu (20/12). 

Oleh sebab itu, dia menyarankan kepada para investor untuk wait and see terlebih dahulu terhadap saham emiten farmasi yang sudah naik tinggi. Investor bisa melakukan trading jangka pendek pada saham KLBF dengan potensi upside 5%-6%.

PT Sinarmas Sekuritas juga mengatakan bahwa emiten farmasi akan diuntungkan dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Namun, keuntungan tersebut diprediksi hanya terjadi dalam jangka pendek. 

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati mengatakan, kasus Covid-19 mulai menyebar kembali di kalangan masyarakat Indonesia. Namun demikian, tingkat kepedulian masyarakat akan kesehatan mulai membaik. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Harga Saham Emiten Farmasi Melejit

"Covid-19 terjadi di kita dan puncaknya itu akan terjadi saat Natal dan Tahun Baru. Dan karena ada jeda waktu untuk infeksi, maka puncak Covid-19 diprediksi terjadi di kisaran Januari 2024 nanti,” kata Ike. 

Dengan demikian, menurut dia sektor kesehatan akan mendapatkan keuntungan yang cukup signifikan dengan adanya sentimen kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. 

Lebih lanjut, Ike menyebutkan terdapat beberapa emiten farmasi yang akan diuntungkan dengan adanya Covid-19 yakni  PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). 

Baca Juga: Prospek Bisnis Kalbe Farma (KLBF) Menantang, Intip Rekomendasi Sahamnya

"Saat ini sektor kesehatan mengalami berkah positif. KAEF dan IRRA naik ngegas. Tapi semoga kasus Covid-19 ini tidak berlangsung lama, sehingga dampak ke sektor kesehatan hanya momentum sementara saja," kata dia. 

Meski demikian, dia menyebutkan bahwa terdapat faktor yang perlu diperhatikan investor dari emiten sektor kesehatan, yaitu, tingkat nilai tukar Rupiah, pemberian vaksinasi booster untuk mengantisipasi lonjakan Covid, dan masyarakat yang telah belajar bagaimana cara untuk mengantisipasi gejala Covid-19 tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×