kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan Harga Komoditas Energi Berpotensi Melambat di Kuartal III


Rabu, 06 Juli 2022 / 16:59 WIB
Kenaikan Harga Komoditas Energi Berpotensi Melambat di Kuartal III
ILUSTRASI. Komoditas energi masih mencatatkan kinerja yang solid sepanjang kuartal kedua 2022.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara umum, komoditas energi masih mencatatkan kinerja yang solid sepanjang kuartal kedua 2022. Kendati begitu, jika dibandingkan dengan periode kuartal pertama 2022, kinerja tersebut mengalami perlambatan (lihat tabel).

Komoditas

Akhir 2021

Mar 2022

Jun 2022

5 Juli 2022

Q1

Q2

YTD

Minyak

72,17

95,08

105,76

99,5

31,74%

11,23%

37,87%

Batubara

123,15

233

368,95

392,55

89,20%

58,35%

218,76%

Gas Alam

3,79

5,81

5,5

5,7

53,30%

-5,34%

50,40%

Tengok saja, minyak dunia yang sempat menguat hingga 31,75% pada kuartal pertama 2022, memasuki kuartal kedua 2022 penguatannya hanya sebesar 11,23%. Sementara itu, batubara yang pada kuartal pertama 2022 menguat hingga 89,20%, pada kuartal kedua 2022 kenaikannya sebesar 58,35%. Bahkan, gas alam sepanjang kuartal kedua 2022 justru mengalami penurunan 5,34%.

Baca Juga: Anjlok 9%, Koreksi Harga Minyak Dinilai Hanya Sementara

Research & Development ICDX Girta Yoga mengungkapkan, melambatnya kenaikan harga komoditas energi dipicu oleh kekhawatiran akan terjadinya resesi yang mengancam pertumbuhan ekonomi global. Hal ini seiring dengan  semakin banyak negara-negara yang menyusul langkah bank sentral Amerika Serikat untuk meningkatkan suku bunga. 

“Efek dari resesi ini berdampak negatif terhadap harga komoditas energi karena mengarah pada pelemahan permintaan,” jelas Yoga ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/7).

Memasuki kuartal ketiga 2022, Yoga melihat kemungkinan tren bearish tersebut masih akan berlanjut. Kekhawatiran akan terjadinya resesi ekonomi global yang berlanjut, hingga tanda-tanda melonjaknya kembali kasus Covid-19 di China beberapa waktu terakhir ini, telah menjadi katalis yang bisa menekan permintaan. 

Baca Juga: Dirut Pertamina Tegaskan Belum Ada Niatan Naikkan Harga Pertamax

Akan tetapi, harga komoditas batubara diperkirakan masih akan bisa cukup bertahan karena tingginya permintaan dari Uni Eropa. Hal ini sejalan dengan masih berlanjutnya keputusan Rusia menghentikan ekspor gas alam yang membuat berbagai negara eropa kembali beralih ke batubara sebagai sumber pembangkit listrik. 

Sementara itu, kelanjutan kebijakan produksi OPEC+ yang akan berakhir bulan September juga perlu dipantau karena akan menentukan keadaan pasokan. Lalu, kebijakan pelepasan minyak dari cadangan strategis negara-negara importir khususnya AS. 

“Sedangkan dari sisi permintaan, sentimen yang dipantau antara lain perkembangan situasi Covid di China, sanksi terhadap Rusia, dan perkembangan komitmen penurunan emisi global,” tambah Yoga.

Baca Juga: Harga Minyak Melonjak, Industri Energi Global Siap Nikmati Cuan

Sepanjang kuartal ketiga 2022 ini, Yoga memproyeksikan harga minyak dunia akan menemui level resistance di kisaran harga US$ 115 per barel. Apabila mendapat katalis negatif maka harga berpotensi melaju turun menuju level support di kisaran harga US$ 90 per barel. 

Sementara untuk harga gas alam, potensi resistance di kisaran harga $6,50 per mmbtu, dan potensi support di kisaran harga $4,50 per mmbtu. Lalu, untuk harga batubara, potensi resistance di kisaran harga $425 per ton, dan potensi support di kisaran harga $350 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×