Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara terus melaju. Mengutip Bloomberg, harga komoditas pertambangan ini sudah berada di level US$ 176,55 per ton pada Rabu (15/9), yang merupakan harga tertinggi tahun ini. Harga ini melejit 121,93% % dari harga akhir tahun 2020 di level US$ 79,55 per ton
Tak hanya menguntungkan emiten tambang batubara, emiten yang bergerak di bidang jasa pertambangan juga meraup cuan dari naiknya harga batubara. Sejumlah emiten kontraktor, jasa penunjang, hingga pengangkutan memasang mode optimistis tahun ini.
PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) menjadi salah satu emiten yang kecipratan berkah. Direktur PT Dana Brata Luhur Tbk Hendy Narindra Dewantoro mengatakan, hingga Agustus 2021, realisasi volume barging TEBE sudah mencapai mencapai 3,6 juta metrik ton (MT).
“Angka ini sudah melewati target akhir tahun 2021 sebesar 3 juta MT,” terang Hendy kepada Kontan.co.id.
Alhasil, rally harga batubara membuat TEBE mengerek target barging volumenya tahun ini. Hendy memperkirakan, volume pengangkutan batubara bisa mencapai 4 juta MT-5 juta MT.
Baca Juga: Bina Buana Raya (BBRM) menjual saham treasury ke Puribuana Raya
Efek kenaikan harga batubara sudah tercermin pada kinerja TEBE sepanjang semester I-2021, dimana pendapatan bersih TEBE naik 58,4%, dari semula Rp 89,34 miliar menjadi Rp 141,51 miliar. Pada enam bulan pertama, TEBE juga berhasil mengantongi laba bersih senilai Rp 40,15 miliar, dari sebelumnya merugi Rp 17,71 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Secara rinci, volume pengangkutan pada kuartal I-2021 sebesar 807.339 MT. Volume barging naik menjadi 1,56 juta MT di kuartal II-2021. Sehingga, total volume pengangkutan TEBE menjadi 2,37 juta MT untuk semester I-2021.
Tahun ini TEBE cukup percaya diri kinerja keuangannya akan terangkat. Hendy memproyeksikan, pendapatan di tahun 2021 bisa mencapai Rp 300 miliar dengan laba bersih sekitar Rp 80 miliar. Sebagai perbandingan, TEBE membukukan pendapatan sebesar Rp 197,95 miliar dengan kerugian bersih senilai Rp 2,5 miliar tahun lalu.
Ahmad Zaki Natsir, Kepala Hubungan Investor PT Samindo Resources Tbk (MYOH) juga menaruh harap pada tingginya harga batubara. Harga yang tinggi saat ini diharapkan dapat stabil, karena sebagian besar perusahaan batubara baru melakukan revisi Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB) di semester kedua.
“Harapannya, dengan banyaknya perusahaan batubara merevisi RKAB dan menaikkan target, dapat membuka peluang bagi kontraktor untuk mendapatkan kontrak-kontrak tambahan,” terang Zaki kepada Kontan.co.id, baru-baru ini.
Zaki melanjutkan, prioritas utama MYOH saat ini adalah mengelola klien eksisting semaksimal mungkin. Terlebih, saat ini klien eksisting sudah merevisi kontrak dan menaikkan volume produksi.