Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah mencatatkan pelemahan terbesar dalam sebulan terakhir pada transaksi hari ini (28/10). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.51 WIB, rupiah melemah 0,5% menjadi 12.169 per dollar AS. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak 29 September lalu.
Jika ditotal, mata uang rupiah sudah melemah hingga 1,5% dalam lima hari terakhir. Sementara itu, di pasar offshore, nilai tukar non deliverable forwards rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,4% menjadi 12.218. Dengan demikian, posisi rupiah di pasar offshore lebih lemah 0,4% dibanding nilai tukar di pasar spot.
Sedangkan nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pagi ini berada di level 12.158, melemah dari posisi kemarin yang berada di posisi 12.042.
Apa yang menyebabkan rupiah melemah? Sepertinya investor mencemaskan rencana penundaan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, rencana kenaikan BBM belum dibahas pada rapat kabinet perdana yang berlangsung kemarin.
Pada 30 September lalu, Presiden Joko Widodo juga pernah bilang pihaknya belum memutuskan berapa dan kapan pemangkasan harga BBM akan dilakukan.
"Pelaku pasar menerka-nerka arah revisi rencana kenaikan BBM setelah kabinet terbentuk. Fakta bahwa isu itu tidak didiskusikan pada rapat kabinet mendorong spekulasi kenaikan BBM tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Hal ini cukup mengecewakan," jelas Khoon Goh, strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Singapura kepada Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News