kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kembali ke Rp 15.500-an, Rupiah Masih Punya Peluang Menguat


Minggu, 19 November 2023 / 05:50 WIB
Kembali ke Rp 15.500-an, Rupiah Masih Punya Peluang Menguat
ILUSTRASI. Kurs rupiah spot menguat 1,29% sepekan ke Rp 15.493 per dolar AS hingga Jumat (17/11).


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali beredar di sekitar Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga akhir pekan ini. Pelemahan nilai tukar dolar AS menjadi salah satu penyokong rupiah.

Kurs rupiah Jisdor menguat 0,58% ke Rp 15.504 per dolar AS pada Jumat (17/11). Dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor menguat 1,2% dari posisi Rp 15.693 per dolar AS pada Jumat (10/11).

Sedangkan kurs rupiah di pasar spot tercatat menguat 0,40% ke level Rp 15.493 per dolar AS pada perdagangan Jumat (17/11). Dalam sepekan, mata uang Garuda meningkat signifikan atau 1,29% dari level penutupan Jumat lalu di Rp 15.695 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.425 per dolar AS-Rp 15.550 per dolar AS di pekan depan. Sedangkan Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo meramalkan rupiah akan diperdagangankan mendatar di kisaran Rp 15.400 per dolar AS-Rp 15.600 per dolar AS di awal pekan depan. 

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (18/11) di Pegadaian Naik, Cek Updatenya di Sini

Josua memproyeksikan rupiah berpotensi lanjut menguat meski terbatas. Ini seiring dengan rilis notulen FOMC serta proyeksi penurunan berbagai data AS, termasuk di dalamnya penjualan rumah di AS.

Pelemahan dolar AS sepekan terakhir disebabkan oleh pelemahan berbagai data AS mulai dari data ketenagakerjaan, harga impor, serta data manufaktur AS.

"Pelemahan data AS semakin menguatkan ekspektasi bahwa Fed akan mempertahankan suku bunganya di tahun ini, dan mulai melakukan pemotongan suku bunga di pertengahan tahun 2024," kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (17/11).

Menurut Josua, ekspektasi ini juga mendorong penurunan yield US Treasury sehingga mendorong arus masuk investor asing ke pasar keuangan Asia. 

Baca Juga: Hadapi Efek Pelemahan Rupiah, Begini Strategi Emiten Farmasi

Sutopo menambahkan, awal pekan ini data menunjukkan bahwa inflasi konsumen AS melambat lebih dari perkiraan pada bulan Oktober. Sementara penjualan ritel turun untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru juga meningkat ke level tertinggi dalam tiga bulan pada minggu lalu. Dolar berada di jalur yang tepat untuk mengakhiri minggu ini dengan nilai lebih rendah terhadap mata uang utama lainnya, dan mengalami penurunan terbesar terhadap dolar Australia dan euro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×