Sumber: Antara | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Penjatahan Sukuk Ritel Negara (Sukri) seri SR-007 sebesar Rp 21,965 triliun menjadi penerbitan sukuk ritel terbesar. Dengan jumlah investor mencapai 29.706 investor, angka penerbitan Sukri 007 naik dari tahun lalu yang hanya Rp19,3 triliun.
"Sukri kali ini menjadi penjatahan terbesar untuk penerbitan Sukuk Negara Ritel," kata Direktur Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI Robert Pakpahan pada saat konferensi pers di Kementerian Keuangan, Senin (9/3).
Tingginya animo masyarakat menyebabkan penjatahan Sukri SR-007 melebihi target. Para agen penjual mengajukan kenaikan kuota sehingga kuota naik Rp 2 triliun dari yang semula ditargetkan sebanyak Rp 20 triliun menjadi Rp 22 triliun.
Robert menyebut, secara kuota mengalami peningkatan, namun jika membandingkan angka investor sukuk tahun ini dengan tahun lalu mengalami penurunan. Jika tahun lalu sekitar 34.000 investor menjadi 29.000-an investor.
Namun menurut Robert, hal ini merupakan hal baik karena angka tersebut menunjukkan minat beli masyarakat semakin tinggi untuk berinvestasi melalui instrumen sukuk. Minat beli yang tinggi itu disebabkan oleh semakin baiknya edukasi mengenai instrumen sukuk ritel terhadap masyarakat. Agen penjual juga semakin berpengalaman serta inovatif dalam memasarkan sukuk ritel.
Dia menyebutkan, wilayah DKI Jakarta menempati urutan pertama pada penyebaran investor Sukuk dengan nominal penjatahan Rp 8,5 miliar dan jumlah investor 9.787 orang. Kemudian Jawa Timur dengan nominal penjatahan Rp 3,45 miliar dan jumlah investor 4.761 diikuti Jawa Barat dengan penjatahan Rp 2,847 miliar dan jumlah investor 4.650 orang.
Sebanyak 41,5% volume penjualan terbesar oleh kelompok wiraswasta. Untuk kelompok umur terbanyak pada jenjang 41 tahun hingga 55 tahun sebanyak 36%.
SR-007 telah dilakukan masa penawaran dari 23 Februari hingga 6 Maret 2015 dengan minimal pembelian Rp 5 juta dan maksimal Rp 5 miliar, tenor 3 tahun dengan imbalan 8,25% per tahun, penerbitan sukuk 11 Maret dan pendaftaran di bursa efek 12 Maret.
Sejak awal penerbitannya, sampai saat ini sudah ada tiga sukuk ritel yang jatuh tempo, yaitu SR-001 pada 2012, SR-002 pada 2013 dan SR-003 pada 2014. "Nilai total penerbitan Sukuk Negara Ritel sampai 2014 sebesar Rp 68,82 triliun, dan total outstanding sampai Desember 2014 sebesar Rp 47,91 triliun," kata dia.
Sementara itu underlying asset untuk proyek-proyek pemerintah dari sukuk ini dialokasikan kepadan Kementerian Perhubungan untuk pembangunanan pelabuhan, landasan pacu, stasiun, jalan dan jembatan.
Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan tinggi juga dialokasikan untuk rehabilitasi gedung perguruan tinggi. Sedangkan untuk Kementerian Agama untuk pengadaan gedung dan bangunan. Dan Kementerian Pembangunan Umum untuk pembangunan jalan, jembatan pemeliharaan rutin jalan dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News