Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
NEW YORK. Kekhawatiran terhadap inflasi mendongkrak harga emas hingga mencetak rekor terbarunya. Semalam, emas untuk kontrak pengiriman Juni di Comex- AS naik 0,4% ke level US$ 1.458,50 per ons troy, pada pukul 1.39 p.m. di New York. Sementara, emas untuk pengiriman segera di London mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 1.462,30 per ons troy.
Harga logam lainnya, yaitu perak juga melesat ke posisi tertingginya dalam 31 tahun terakhir. Perak untuk pengiriman Mei sempat menyentuh US$ 39,785, yang merupakan harga tertingginya sejak Januari 1980.
Pasar memburu emas karena spekulasi AS akan berjuang untuk menekan harga konsumen. Ketua Federal Reserve Ben S. Bernanke menyebut perlunya pengawasan yang ketat terhadap inflasi. Hal ini menunjukkan perbedaan pendapat dalam program yang diupayakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. AS telah menjaga suku bunganya di level rendah sejak Desember 2008.
Analis pasar Kingsview Financial Matt Zeman menyebut, pasar sangat khawatir terhadap inflasi, terutama dengan cukup lamanya bank sentral menjaga suku bunga di level rendah. "Di mata investor, reputasi Bernanke sebagai sosok yang memperjuangkan inflasi dipertanyakan. Orang-orang terus membeli emas," ujarnya.
Sementara, posisi dollar AS melemah 0,9% terhadap euro karena spekulasi bank sentral Eropa akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,25%. "Orang tidak punya cukup keyakinan terhadap dolar," imbuh Zeman.
Di sisi lain, kemarin, Cina menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya sejak pertengahan Oktober, karena khawatir harga konsumen di bulan lalu naik ke laju tercepat sejak 2008. "Percepatan inflasi di Cina memang positif untuk emas. Sebagian investor mengoleksi emas sebagai lindung nilai terhadap kenaikan harga konsumen," kata Edel Tully, analis UBS AG di London.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News