kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kejar target pendapatan Rp 9 triliun tahun ini, berikut strategi bisnis Elnusa (ELSA)


Senin, 24 Februari 2020 / 17:53 WIB
Kejar target pendapatan Rp 9 triliun tahun ini, berikut strategi bisnis Elnusa (ELSA)
ILUSTRASI. Kapal Survei Seismik Elsa Regent yang akan melakukan survei seismik 2D Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa energi PT Elnusa Tbk (ELSA) berupaya meningkatkan lagi performa keuangannya di tahun ini. Manajemen perusahaan yakin bisa meraih pendapatan hingga Rp 9 triliun pada tahun ini.

Head of Corporate Communication PT Elnusa Tbk Wahyu Irfan mengatakan, penopang utama pendapatan ELSA di tahun ini masih berasal dari segmen jasa distribusi dan energi serta segmen jasa hulu minyak dan gas.

Persentase jasa distribusi dan logistik energi terhadap total pendapatan ELSA mencapai 49% di tahun lalu. “Sementara jasa hulu migas menyumbang kontribusi 46%,” kata dia, Senin (24/2).

Baca Juga: Elnusa (ELSA) menyiapkan capex Rp 1,4 triliun dari kas internal dan obligasi

ELSA dipastikan akan lebih gencar dalam mencari kontrak-kontrak baru. Pada tahun-tahun lalu, ELSA fokus pada pemberian layanan atau jasa energi kepada pelanggan.

Namun, sejak 2019 lalu, ELSA telah melakukan penjajakan usaha baru yang lebih berbasis aset. Salah satu contoh penjajakan usaha baru yang dimaksud adalah pembelian depot LPG di Amurang, Sulawesi Utara.

“Di tahun 2020, investasi berbasis aset ini akan kembali kami gencarkan,” ujar Wahyu.

Dalam berita sebelumnya, manajemen ELSA telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 1,4 triliun di tahun ini. Penggunaan capex tersebut untuk investasi yang mendukung pertumbuhan kinerja ELSA.

Wahyu melanjutkan, ELSA berupaya menangkap peluang rencana pemerintah yang meningkatkan target produksi siap jadi atau lifting minyak sebesar 755.000 bopd dan lifting gas 1.250 barel setara minyak per hari pada tahun ini.

Prediksi Wahyu, kenaikan target lifting migas akan mendongkrak permintaan jasa pengelolaan sumurnya. Hal ini dikarenakan banyaknya sumur tua yang ada di Indonesia.

“Untuk pengaruhnya terhadap bisnis ELSA, bergantung pada geliat KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama),” ujar dia.

Terlepas dari itu, ELSA dipastikan akan menyiapkan berbagai investasi untuk menangkap peluang tersebut.

Baca Juga: Elnusa (ELSA) targetkan pendapatan tembus Rp 9 triliun di 2020

Salah satu langkah yang ditempuh ELSA adalah fabrikasi hydraulic workover unit (HWU) untuk mendukung kerja ulang sumur.

Di samping itu, ELSA juga fokus pada beberapa proyek besar yang sedang berjalan. Salah satu contohnya adalah jasa cementing di area Blok Mahakam.

Tak cuma itu, ELSA juga sedang menjajaki kembali peluang bisnis baru di luar negeri. Namun, Wahyu belum bisa bicara panjang lebar mengenai rencana tersebut.

Adapun segmen bisnis yang akan diprioritaskan oleh ELSA untuk ekspansi di luar negeri adalah jasa hulu migas. “Tapi tidak menutup kemungkinan ada segmen jasa lainnya,” tandas dia.

Catatan Kontan.co.id, ELSA pernah melakukan kerjasama dengan Advent Oilfield Service, perusahaan jasa migas untuk mendukung jasa data field processing di India. Kerja sama ini berlangsung sejak 2016 dan berlanjut hingga kini.

Pertengahan tahun lalu, ELSA juga bekerja untuk Soco Exploration Ltd asal Vietnam untuk proyek survei seismic laut 2D di Semenanjung Indocina, Vietnam. Pada saat yang sama, ELSA mendapat tawaran kerja sama dengan perusahaan migas asal Madagaskar, Afrika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×