Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Prediksi Wahyu, kenaikan target lifting migas akan mendongkrak permintaan jasa pengelolaan sumurnya. Hal ini dikarenakan banyaknya sumur tua yang ada di Indonesia.
“Untuk pengaruhnya terhadap bisnis ELSA, bergantung pada geliat KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama),” ujar dia.
Terlepas dari itu, ELSA dipastikan akan menyiapkan berbagai investasi untuk menangkap peluang tersebut.
Baca Juga: Elnusa (ELSA) targetkan pendapatan tembus Rp 9 triliun di 2020
Salah satu langkah yang ditempuh ELSA adalah fabrikasi hydraulic workover unit (HWU) untuk mendukung kerja ulang sumur.
Di samping itu, ELSA juga fokus pada beberapa proyek besar yang sedang berjalan. Salah satu contohnya adalah jasa cementing di area Blok Mahakam.
Tak cuma itu, ELSA juga sedang menjajaki kembali peluang bisnis baru di luar negeri. Namun, Wahyu belum bisa bicara panjang lebar mengenai rencana tersebut.
Adapun segmen bisnis yang akan diprioritaskan oleh ELSA untuk ekspansi di luar negeri adalah jasa hulu migas. “Tapi tidak menutup kemungkinan ada segmen jasa lainnya,” tandas dia.
Catatan Kontan.co.id, ELSA pernah melakukan kerjasama dengan Advent Oilfield Service, perusahaan jasa migas untuk mendukung jasa data field processing di India. Kerja sama ini berlangsung sejak 2016 dan berlanjut hingga kini.
Pertengahan tahun lalu, ELSA juga bekerja untuk Soco Exploration Ltd asal Vietnam untuk proyek survei seismic laut 2D di Semenanjung Indocina, Vietnam. Pada saat yang sama, ELSA mendapat tawaran kerja sama dengan perusahaan migas asal Madagaskar, Afrika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News