Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pekan depan diprediksi bakal kecipratan sentimen positif dari hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) awal Juni 2020. Bahkan, penawaran yang masuk diperkirakan mampu menembus Rp 25 triliun.
Ekonom Pefindo Fikri C Permana mengungkapkan, banyak sentimen positif yang bakal mendorong penawaran lelang SBSN pada Selasa (9/6), baik dari domestik maupun eksternal. Adapun beberapa sentimen domestik datang dari data credit default swap (CDS) Indonesia yang menurun disertai stabilitas nilai tukar rupiah. Ditambah kebijakan fiskal dan moneter yang cukup akomodatif dari dalam negeri.
Sementara itu, yield surat utang Amerika Serikat (AS) atau US Treasury yang memiliki spread atau selisih cukup jauh dengan SUN. Di samping itu, Federal Open Market Committe (FOMC) pada 10 Juni 2020 diperkirakan akan memberikan ruang pada kebijakan moneter akomodatif lebih lanjut.
Baca Juga: Yield diprediksi turun, lelang SBSN akan tetap dilirik
"Kemungkinan akan ramai (lelang SBSN), melanjutkan euforia lelang SUN pekan lalu. Pendorong utamanya yield SUN yang mulai turun dan ekspektasi penurunan lebih lanjut ke depan," kata Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (7/6).
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Selasa (9/6). Nantinya akan ada enam seri yang akan dilelang, terdiri dari satu seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan lima seri Project Based Sukuk (PBS).
Adapun pada lelang SBSN sebelumnya, Senin (18/5) pemerintah berhasil mengumpulkan total penawaran masuk sebanyak Rp 18,85 triliun dengan total nominal yang dimenangkan sebanyak Rp 9,5 triliun.
Baca Juga: Wow! Yield SUN acuan tenor 10 tahun sudah turun di bawah 7%
Untuk selanjutnya, Fikri memperkirakan yield bakal menunjukkan tren penurunan, setidaknya 100 basis points (bps) di pekan depan. Adapun seri yang bakal banyak dilirik, salah satunya seri SPN-S 10122020 yang bakal jatuh tempo 10 Desember 2020 dengan imbalan diskonto, "Karena tenornya pendek dan risiko lebih rendah," tambahnya.
Selain itu, seri PBS023 juga diprediksi bakal laris pekan depan karena dianggap sebagai salah satu seri benchmark dengan yield yang cukup menarik. Seri PBS-023 bakal jatuh tempo 15 Mei 2030 dengan menawarkan imbalan 8,125%. "Alasan likuiditas juga tampaknya lebih baik di dua seri tersebut. Asumsinya, penawaran bisa lebih dari Rp 25 triliun dan semoga tembus Rp 30 triliun," tandasnya.
Baca Juga: Rupiah menguat 5,01% dalam sepekan, ini sentimen yang jadi penopang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News