Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pekan depan diperkirakan mampu kembali menembus target. Penguatan nilai tukar rupiah digadang-gadang jadi penopang permintaan lelang pada Selasa (9/6) nanti.
Sebagai informasi, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan mengadakan lelang SBSN, Selasa (9/6). Nantinya akan ada enam seri yang akan dilelang, terdiri dari satu seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan lima seri Project Based Sukuk (PBS).
"Minat terhadap lelang SBSN diprediksi kurang lebih sama dengan lelang SBSN sebelumnya, dengan target serapan sekitar Rp 7 triliun atau 2,6 kalinya," kata Head of Fixed Income Bank BNI Edy Pramono kepada Kontan.co.id, Minggu (7/6).
Baca Juga: Minat Korporasi Menggelar IPO di BEI Masih Tinggi
Asal tahu saja pada lelang SBSN sebelumnya Senin (18/5), pemerintah berhasil mencatatkan total penawaran masuk sebanyak Rp 18,85 triliun dengan total nominal yang dimenangkan sebanyak Rp 9,5 triliun.
Edy menilai masih positifnya minat investor terhadap lelang SBSN didukung beberapa sentimen positif seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat di bawah level Rp 14.000 per dolar AS. Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat 1,54% di level Rp 13.877 per dolar AS pada Jumat (5/6).
"Kondisi likuiditas pasar yang masih likuid dan juga meningkatnya risk appetite investor asing terhadap emerging market turut jadi sentimen positif, di tengah kembali dibukanya perekonomian global," ungkapnya.
Baca Juga: Pemerintah akan melelang enam seri SBSN dengan target Rp 7 triliun pada 9 Juni
Bahkan, pasar keuangan Tanah Air juga sempat mencatatkan capital inflow yang cukup besar pada pekan pertama Juni 2020. Pekan depan, Edy memperkirakan seri SBSN tenor 2 tahun, 4 tahun dan 10 tahun akan jadi yang paling banyak diburu. Yield seri-seri tersebut masih atraktif dimana untuk SBSN tenor 10 tahun masih di level 7,9%.
Mengutip laman DJPPR, seri PBS002 memiliki tenor 2 tahun dan jatuh tempo pada 15 Januari 2022 dengan umbalan yang ditawarkan 5,45%, seri PBS026 bakal jatuh tempo di 15 Oktober 2024 dan menawarkan imbalan 6,62%, sedangkan untuk seri PBS023 yang jatuh tempo 15 Mei 2030 menawarkan imbalan 8,12%.
Selanjutnya, Edy menilai tren yield lelang SBSN pekan depan akan menyesuaikan tren yield SUN yang saat ini mengalami penurunan. "Untuk yield SBSN tenor 2 tahun diprediksi di level 5,8% hingga 5,9%, untuk tenor 4 tahun di rentang 6,5%-6,6% dan tenor 10 tahun di kisaran 7,6% hingga 7,8%," tandasnya.
Baca Juga: Bank Gencar Mencari Pendanaan Lewat Obligasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News