Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Demi mengembangkan bisnis anak usaha, PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI) menggaet utang jumbo dari PT Bank Mandiri Tbk. Pinjaman terdiri dari dua denominasi mata uang, yakni Rp 461 miliar dan US$ 17,3 juta. Nilai total pinjaman mencapai sekitar Rp 651,30 miliar, (kurs US$=Rp 11.000).
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan KDSI, Fadelan, dalam keterangan kepada bursa efek menjelaskan, pinjaman ini digunakan untuk beberapa hal. Diantaranya, sebesar Rp 131,15 miliar akan digelontorkan KDSI bagi pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan anak usahanya, PT Kedawung Setia Corrugated Box Industrial (Kedawung Setia).
Kedawung Setia sendiri adalah produsen kotak karton bergelombang dan tempat penyimpanan telur. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1979. "Ini terkait rencana entitas anak melakukan investasi baru" terang Fadelan, dalam penjelasannya ke bursa, Jumat (20/9).
Selanjutnya, dana sebanyak Rp 50 miliar akan diperuntukkan bagi kebutuhan modal kerja. Selain itu, ada anggaran sebesar Rp 280 miliar untuk membeli bahan baku hingga suku cadang.
Sedangkan, atas pinjaman berdenominasi dollar, KDSI berencana memakai sekitar US$ 12 juta untuk hedging transaksi pembelian mesin dan peralatan. Sedangkan sisanya, US$ 5,3 juta, diperuntukkan bagi hedging transaksi impor lainnya.
Mengomentari aksi KDSI tersebut, analis Danpac Sekuritas, Teuku Hendry Andrean menilai, pinjaman ini merupakan langkah berani. Pasalnya, total nilai aset KDSI sendiri hanya Rp 711,08 miliar per Juni 2013.
Tanpa memperhitungkan pinjaman baru ini, rasio utang berbanding ekuitas alias debt to equity ratio (DER) KDSI sudah sebesar 1,13 kali. Rasio ini diperoleh dari total utang KDSI yang berjumlah sekitar Rp 376,71 miliar dan ekuitas senilai 334,37 miliar. "Mungkin mereka yakin dengan prospeknya. Tapi ini cenderung berisiko," tutur Hendry.
Pasalnya, profil utang emiten dalam industri houseware sejenis, seperti misalnya PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) dan PT Langgeng Makmur Industri TBK (LMPI) hanya 0,49 kali hingga 0,95 kali.
Hendry memperkirakan, penjualan KDSI hanya akan tumbuh sekitar 5% di 2013. Pinjaman ini pun baru akan mempengaruhi bisnis anak usaha di sekitar kuartal pertama dan kedua tahun 2014.
Hendry merekomendasikan hold saham KDSI dengan target Rp 375. Kemarin, harga KDSI turun 1,45% ke Rp 340 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News