Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Perdagangan kontrak berjangka komoditi di Jakarta Futures Exchange (JFX) resmi dibuka pada Senin (4/1). Di hari pertama perdagangan tersebut, PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) mencatat, volume transaksi yang terjadi sebanyak 46.603.3 lot.
Rinciannya, terdiri dari transaksi kontrak Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) sebanyak 46.054.3 lot dan Kontrak Primer sebanyak 545 lot.
Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi menjelaskan, transaksi pada hari pertama tersebut menjadi awal yang baik menyambut perdagangan pada tahun 2021 ini. Fajar meyakini bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang lebih baik untuk perdagangan berjangka komoditi dibandingkan tahun lalu.
“Setelah melalui 2020 dengan berbagai guncangan ekonomi yang ada di tengah wabah Covid-19, kami optimistis tahun ini perdagangan berjangka komoditi akan tumbuh lebih baik dibanding tahun lalu. Optimisme ini berdasarkan dari program pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah sudah mulai berjalan, serta program vaksin yang akan berjalan pada tahun ini,” ujar Fajar dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, pada Selasa (5/1).
Baca Juga: Ini alasan BBJ revisi target transaksi tahun 2021 menjadi 11,1 juta lot
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sidharta Utama mengatakan, tahun ini Bappebti akan lebih fokus pada sektor transaksi multilateral. Sidharta menilai, transaksi multilateral saat ini justru masih ketinggalan dibandingkan dengan kontrak berjangka lainnya.
“Untuk tahun 2021 ini, Bappebti akan memfokuskan pertumbuhan perdagangan berjangka komoditi untuk transaksi multilateral. Untuk itu, Bappebti akan mendorong termasuk menyiapkan berbagai strategi seperti menjadikan perdagangan multilateral menjadi sesuatu yang menarik bagi investor,” ujar dia.
Menanggapi soal transaksi multilateral, Fajar mengatakan bahwa hingga saat Ini hal tersebut masih jadi pekerjaan rumah bagi KBI dan semua pemangku kepentingan di industri perdagangan berjangka komoditi. Oleh karena itu, pihaknya masih akan terus melakukan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat terkait transaksi multilateral.
“Sebagai sarana lindung nilai (hedging), kontrak multilateral tentunya akan sangat penting bagi para pelaku ekonomi. Melihat potensi komoditas yang ada di Indonesia, kami optimistis kontrak multilateral akan tumbuh dalam waktu-waktu mendatang,” tambah Fajar.
Data dari KBI menunjukkan, sepanjang 2020 volume transaksi Kontrak SPA di JFX mencapai 7.767.855,4 lot, sedangkan Kontrak Primer mencapai 1.678.267 lot. Perolehan tersebut menunjukkan adanya jumlah peningkatan volume transaksi baik untuk Kontrak SPA maupun Kontak Primer dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga: Transaksi masih minim, Bappebti bakal dorong transaksi multilateral di 2021
Sebagai perbandingan, pada 2019 transaksi Kontrak SPA mencapai 6.501.246,7 lot dan Kontrak Primer mencapai 1.467.516,0 lot. Hanya saja, transaksi pada 2020 masih belum mampu mengalahkan perolehan pada tahun 2018. Saat itu transaksi Kontrak SPA mencapai 9.251.325,7 lot dan Kontrak Primer mencapai 1.335.797,0 lot.
Sementara untuk transaksi di Bursa Berjangka Jakarta, sepanjang tahun 2020 volume transaksi tercatat sebanyak 9.433.288 Lot, yang merupakan catatan transaksi tertinggi sepanjang sejarah.
Selanjutnya: IHSG menguat 0,53% ke 6.137 di perdagangan Selasa (5/1), asing beli BBCA, BBNI, MDKA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News