Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Bursa saham Asia tampak fluktuatif pada hari Kamis pagi (13/2/2020). Di sisi lain, safe-havens seperti yen, emas dan obligasi mencatatkan kenaikan harga. Salah satu penyebabnya adalah jumlah kasus virus corona baru dan kematian di episentrum wabah melonjak tajam hingga sepuluh kali lipat.
Melansir Reuters, Provinsi Hubei China, tempat virus itu diyakini berasal, melaporkan 242 kematian baru, dua kali lipat dari jumlah korban sehari sebelumnya, dan mengonfirmasi 14.840 kasus baru pada 12 Februari.
Peningkatan jumlah kasus yang sangat tajam itu terjadi ketika pejabat kesehatan setempat mengadopsi metodologi baru untuk menghitung korban yang terinfeksi.
Baca Juga: Harga Saham Big Cap Rontok, Peluang Memancing Cuan atau Menangkap Pisau Jatuh?
Belum jelas bagaimana metode baru tersebut mempengaruhi hasil, atau mengapa jumlah kematian meningkat begitu tajam. Akan tetapi, kondisi ini memupuskan harapan bahwa penyebaran virus mungkin melambat.
Data Reuters menunjukkan, e-mini S&P 500 berjangka berubah dari positif menjadi negatif 0,3%. Pun demikian dengan Dow Jones futures.
Baca Juga: Bursa Asia bergerak variasi, tersandung data lonjakan jumlah kasus virus corona
Di sisi lain, harga Treasury AS bertenor 10tahun turun sekitar 3 basis poin menjadi 1,607%, yen menguat melewati 110 per dollar AS, dan penguatan mata uang Asia terhadap dollar terhenti.
Kendati demikian, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik -di luar Jepang- tampak stabil di perdagangan pagi.
"Perlambatan (dalam kasus virus corona) adalah pendorong utama dari reli aset pasar saham," kata Michael McCarthy, kepala strategi di CMC Markets di Sydney kepada Reuters.
"Banyak orang melompat ke kesimpulan bahwa kita mungkin telah melihat puncak wabah... pembalikan dari apa yang tampaknya menjadi kabar baik sudah cukup untuk membuat orang-orang berebut untuk keluar dari market."