Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (22/11). Hal ini terjadi seiring dengan melonjaknya kembali kasus Covid di China sehingga ada pengetatan aktivitas di beberapa kota.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kondisi tersebut mendorong permintaan terhadap aset safe haven terutama dolar AS. Pelemahan Yuan China terhadap dolar AS juga mendorong pelemahan mata uang Asia lainnya, termasuk Rupiah.
"Pasalnya, China merupakan mitra dagang utama negara-negara Asia, termasuk Indonesia sehingga pengetatan aktivitas berpotensi mendorong penurunan kinerja ekspor," kata Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (21/11).
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,09%ke Rp 15.707 per Dolar AS Hari Ini
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, aliran safe haven ke dalam dolar AS juga didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap adanya potensi krisis nuklir dalam konflik Rusia-Ukraina. Kekhawatiran ini muncul seiring dengan gencarnya penembakan ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina.
Selain itu, prospek dolar AS juga terangkat oleh sinyal hawkish dari pejabat The Fed pekan lalu. "Investor akan sangat tertarik dengan risalah dari pertemuan The Fed bulan November 2022 yang akan dirilis pada Rabu (23/11)," ucap Ibrahim.
Baca Juga: Rupiah Spot Melemah ke Rp 15.713, The Greenback Kembali Perkasa Pada Senin 921/11)
Ibrahim mengestimasikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan dibuka fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.700-Rp 15.760 pada Selasa (22/11). Sementara Josua memprediksi pergerakan kurs rupiah akan cenderung melemah terbatas di rentang Rp 15.675-Rp 15.750 per dolar AS.
Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,18% ke level Rp 15.713 pada Senin (21/11). Sementara itu, menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah melemah 0,09% ke Rp 15.707 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News