Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, BTPN Syariah juga mampu salurkan pembiayaan Rp 10,2 triliun pada September 2021. Nilai itu naik 12 % yoy dibandingkan realisasi tahun lalu yakni Rp 9,1 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPF) juga dijaga pada level 2,4%.
Beban operasional BTPS juga turun. Dari Rp 1,89 triliun di kuartal III 2020 menjadi Rp 1,72 triliun. Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan, pencapaian kinerja tersebut tak lepas dari peran signifikan semua stakeholder. Baik dari para bankir pemberdaya yang gigih menjalankan amanah.
"Kemudian nasabah pendanaan yang mempercayakan dana mereka untuk disalurkan kepada seluruh nasabah inklusi, nasabah pembiayaan yang tangguh, para pemegang saham, serta dukungan dari regulator dan pemerintah," kata Fachmy.
Adapun Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy menyatakan masih ada beberapa saham bank lapis dua yang menarik dikoleksi. Kuncinya ada pada valuasi bank, bila memiliki PER dan PBV rendah masih layak untuk dicermati.
Ia menilai bank cilik BUKU 2 isunya harus mendapatkan suntikan modal tambangan. Sehingga tidak menarik karena adanya ketidakpastian dalam memenuhi ketentuan modal yang disyaratkan. Namun untuk BUKU 3 dan BUKU 4 ia melihat masih ada beberapa bank yang masih undervalued.
Selanjutnya: Kinerja sejalan proyeksi, saham Japfa (JPFA) direkomendasikan beli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News