kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.895.000   -28.000   -1,46%
  • USD/IDR 16.310   0,00   0,00%
  • IDX 7.199   -0,05   0,00%
  • KOMPAS100 1.049   -1,71   -0,16%
  • LQ45 816   -2,05   -0,25%
  • ISSI 227   0,70   0,31%
  • IDX30 427   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 507   -1,83   -0,36%
  • IDX80 118   -0,23   -0,20%
  • IDXV30 120   -0,28   -0,24%
  • IDXQ30 139   -0,54   -0,39%

Kapitalisasi BREN dan TPIA Melonjak, Peta Konglomerasi BEI Bergeser


Selasa, 27 Mei 2025 / 08:27 WIB
Kapitalisasi BREN dan TPIA Melonjak, Peta Konglomerasi BEI Bergeser
IHSG Melemah-Investor mengamati pergerakan saham sesi pertama perdagangan, Senin (26/5/2025), di Jakarta.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.D - JAKARTA. Peta konglomerasi dalam jajaran 10 besar kapitalisasi pasar (market cap) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami pergeseran signifikan.

Emiten-emiten milik taipan Prajogo Pangestu kini tidak hanya semakin dominan, tetapi juga lebih terdiversifikasi karena mencakup saham dari beberapa entitas grup.

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tetap menjadi pemimpin dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 1.241 triliun, atau setara dengan 10,06% dari total kapitalisasi di BEI.

Baca Juga: Menilik Peta Persaingan Emiten Konglomerat di Jajaran 10 Besar Market Cap Terbesar

Pada akhir 2024, BREN berhasil menempati posisi teratas sebagai emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar, mengungguli PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki kapitalisasi Rp 1.181 triliun.

Namun, pada saat yang sama, kapitalisasi pasar PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menunjukkan pertumbuhan signifikan. Dari posisi Rp 649 triliun pada akhir 2024, kapitalisasi pasar TPIA melonjak menjadi Rp 843 triliun.

Bahkan, pada 23 Mei 2025, TPIA sempat melampaui BREN dengan kapitalisasi sebesar Rp 913 triliun, sementara BREN berada di posisi Rp 890 triliun.

 

Kenaikan kapitalisasi pasar TPIA ini sejalan dengan apresiasi harga sahamnya yang meningkat 30% sepanjang tahun berjalan, ditopang oleh net buy investor asing sebesar Rp 261,25 triliun.

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menjelaskan bahwa lonjakan harga saham entitas Grup Barito ini didorong oleh sejumlah faktor.

Baca Juga: Menutup Tahun 2024, Saham BREN Milik Prajogo Pangestu Jadi Market Cap Terbesar di BEI

Salah satunya adalah akuisisi kilang Shell di Singapura oleh TPIA melalui kerja sama usaha (joint venture) dengan Glencore. “Akuisisi ini bakal memperkuat posisi TPIA di sektor petrokimia regional,” ungkap Liza kepada Kontan, Senin (26/5).

Liza menambahkan bahwa proyek CAP2 senilai US\$ 5 miliar juga akan meningkatkan kapasitas produksi dan prospek pertumbuhan jangka panjang TPIA. Di sisi lain, anak usaha TPIA, PT Chandra Daya Investasi, juga dikabarkan tengah mempersiapkan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).

Emiten Grup Barito lainnya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), turut mencatatkan peningkatan kapitalisasi pasar. Dari Rp 86,25 triliun pada akhir 2024, nilai kapitalisasi BRPT naik menjadi Rp 108,28 triliun per 26 Mei 2025.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Konglomerasi yang Topang Pergerakan IHSG

Perubahan susunan 10 besar emiten tidak hanya terjadi pada grup milik Prajogo Pangestu. Emiten milik konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), yang sebelumnya berada di peringkat kesembilan pada akhir 2024 dengan kapitalisasi pasar Rp 270 triliun, kini terlempar dari posisi 10 besar.

Sebagai pengganti, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) masuk ke dalam jajaran tersebut. Hingga akhir perdagangan Senin (26/5), DCII menempati peringkat kesembilan dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 355 triliun.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×