Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Koreksi yang menyerang the greenback memberikan ruang gerak bagi rupiah untuk unggul. Meski penguatan rupiah ini dinilai rentan koreksi.
Di pasar spot, pukul 15.59 WIB, Kamis (7/1) valuasi rupiah menguat 0,11% ke level Rp 13.927 per dollar AS dibanding hari sebelumnya di Rp 13.943 per dollar AS. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah masih merosot 0,59% di level Rp 13.946 per dollar AS.
Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka pelemahan USD juga mendorong rupiah memanfaatkan celah yang ada. Pasca rilis minutes dini hari tadi, index USD memang masih mencatatkan penurunan. Sampai pukul 16.30 WIB index USD menukik 0,33% ke level 98,85 dibanding hari sebelumnya.
Hal ini disinyalir disebabkan oleh masih terbelahnya pendapat para petinggi The Fed mengenai peluang kenaikan suku bunga lanjutan. “Ini ditangkap pasar sebagai penahan potensi menaikkan suku bunga The Fed secara agresif,” kata Tonny.
Apalagi rilis data AS kemarin malam memang tergolong bervariasi. Meski data ADP non farm payroll melonjak dari sebelumnya 211 ribu menjadi 257 ribu. Tapi data ISM non manufacturing PMI AS Desember 2015 turun dari 55,9 menjadi 55,3 serta pemesanan pabrikan pun merosot tajam ke posisi minus 0,2% dari sebelumnya tumbuh 1,3%. "Makanya USD sedang tertekan, sebagai mata uang lawannya jelas rupiah diuntungkan," papar Tonny.
Belum lagi jika dibandingkan dengan bursa saham regional Asia lainnya, anjloknya IHSG tidak sedalam yang lain. Artinya, masih ada kepercayaan pasar global terhadap pasar regional Indonesia. Tentunya ini positif bagi rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News