kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KAEF menanti putusan regrouping sampai Maret 2013


Sabtu, 19 Januari 2013 / 06:50 WIB
KAEF menanti putusan regrouping sampai Maret 2013
ILUSTRASI. Kurs jual beli rupiah-dolar AS hari ini. KONTAN/Fransiskus Simbolon/05/09/2018


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tengah menanti keputusan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai rencana regrouping BUMN farmasi. Manajemen KAEF, telah menyelesaikan seluruh syarat administrasi dari DPR dan tinggal menunggu panggilan untuk finalisasi.

Rusdi Rosman, Direktur Utama Kimia Farma, mengatakan, persyaratan regrouping dengan PT Indofarma Tbk (INAF) sudah dipenuhi sejak akhir tahun lalu. Dia berharap, DPR bisa memutuskan di kuartal I-2013, agar mereka bisa melanjutkan rencana rights issue.

Menurut Rusdi, Kimia Farma sudah menghitung ulang dan melibatkan konsultan untuk mengkaji kelayakan regrouping. "Kami harus menunggu keluarnya dua peraturan pemerintah mengenai regrouping dan rights issue setelah penjelasan kembali ke DPR," ujar dia, Jumat (18/1).

Rencananya, Kimia Farma akan menerbitkan maksimal 20% saham baru dengan target dana Rp 1,2 triliun. Dana itu akan mereka gunakan membangun pabrik dan menambah kapasitas produksi.

Meski Kimia Farma belum mendapatkan restu rights issue, Rusdi bilang, KAEF akan tetap melanjutkan pembangunan pabrik. Dia menargetkan, pabrik obat di Pulogadung, Jakarta Timur mulai dibangun Februari 2013. "Kalau sampai Maret belum disetujui, maka kami mencari pendanaan lewat pinjaman perbankan," kata dia.

Rusdi menuturkan, sudah ada bank yang menawarkan fasilitas pinjaman. Diantaranya adalah Bank Mandiri, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Bank OCBC NISP. Kimia Farma juga masih membuka peluang menerbitkan obligasi senilai Rp 660 miliar.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN, Pandu Djajanto pernah bilang, Kimia Farma bisa melakukan rights issue sebelum regrouping farmasi. Namun, hingga saat ini, Rusdi belum menerima kabar tersebut. Kementerian BUMN pun masih belum bisa dimintai konfirmasi terkait hal ini.

Tapi, Rusdi menilai, akan lebih bagus jika rights issue KAEF dihelat setelah regrouping, sehingga harga yang ditawarkan lebih mahal.
Harga saham KAEF terus menanjak sejak awal bulan ini. Bahkan, kemarin, harga saham KAEF menyentuh level tertinggi Rp 960 per saham. Padahal, pada awal Januari, saham KAEF berada di harga Rp 740. Itu artinya, ada pertumbuhan hampir 30% dalam beberapa minggu ini.

Reza Nugraha, analis MNC Securities menjelaskan, kinerja KAEF memang cukup bagus dan debt to equity ratio (DER) hanya 0,5 kali. "Di kalangan investor yakin kalau regrouping akan berhasil," ujar dia. Ditambah ada rencana rights issue. Ini artinya aset Kimia Farma juga bertambah. Dia merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.040 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×