Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
Terkait tren ke depannya sendiri, dari keempat instrumen investasi tersebut menurut Nico akan tergantung pada profil investor. Menurutnya, setiap instrumen memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing seperti reksadana walaupun terbilang aman tetapi imbal balik yang ditawarkan tidak terlalu besar.
"Berbeda dengan saham yang memiliki return besar, tetapi juga memiliki risiko yang besar," sebutnya.
Oleh sebab itu, Teguh juga menyarankan, sebagai investor baru yang bermain di saham perlunya menahan diri dengan memulai dengan menggunakan dana kecil. Menurutnya, metode atau analisa apapun yang digunakan intinya ada pada psikologis.
"Kemampuan untuk mengendalikan diri, supaya tidak panik saat harga saham turun dan tidak serakah saat harga saham naik," imbuhnya.
Seiring peningkatan jumlah investor, Teguh memaparkan saat ini nilai transaksi dan volume transaksi yang dicatatkan perusahaan sekuritas tumbuh signifikan. Ia bilang, per hari nilai transaksi di semua pasar di atas Rp 10 triliun.
Bahkan, menurutnya, jika sedang ada emiten yang ramai bisa mencapai Rp 30 triliun per hari. "Hal itu karena banyaknya investor atau trader baru," tegasnya.
Selanjutnya: Pembobotan free float bakal ubah dominasi saham penggerak IHSG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News