kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jubir Nat: Biaya produksi BRAU di luar kendali


Rabu, 13 Februari 2013 / 20:26 WIB
Jubir Nat: Biaya produksi BRAU di luar kendali
ILUSTRASI. Makanan sehat ternyata juga merupakan elemen penting yang membantu proses pembentukan kolagen di tubuh


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Juru Bicara Nat Rothschild, Ian Middleton, mengatakan laporan keuangan full years 2012 PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) yang dirilis oleh induk usahanya Bumi Plc , Selasa (12/1) kemarin menunjukan bahwa manajemen Berau Coal melakukan pembiaran sehingga biaya produksi meningkat di luar kendali.

"Manajemen juga terlalu lambat beraksi atas penurunan harga batubara," ujar Ian dalam rilisnya yang diterima KONTAN, Selasa (12/2).

Dalam laporan keuangan full years 2012 ini, harga penjualan rata-rata atau average selling price batubara dilaporkan sebesar US$ 61,8 per ton. Harga penjualan rata-rata tahun 2010 sebesar US$ 59,6 per ton.

Pada saat yang sama, biaya produksi rata-rata per ton tahun 2012 adalah sebesar US$ 39,7 per ton. Jika dibandingkan dengan biaya produksi rata-rata tahun 2010 sebesar US$ 29,1 per ton, maka ada peningkatan biaya produksi sebesar 36% hanya dalam waktu dua tahun.

Sementara itu kandidat CEO Bumi Plc dari kubu Nat Rothschild Brock Gill mengatakan, tindakan radikal dalam jangka pendek perlu dilakukan untuk mengurangi biaya produksi dan memulihkan profitabilitas. Sedangkan untuk jangka penjang, pihak manajemen perlu menjalankan rencana ekspansi pada wilayah pertambangan yang lebih tinggi gradenya.

"Latar belakang saya sebagai manajer konstruksi skala besar memungkinkan saya untuk melakukan hal ini," ujar Brock Gill berpromosi. Apalagi, kata Brock , pengurangan biaya hanya dilakukan pada biaya nisbah kupas (stripping ratio) hingga melampui titik terendah yang pernah dicapai 3 tahun lalu.

"Manajemen perlu memastikan bahwa pengurangan biaya dilakukan tanpa harus menghancurkan struktur pembiayaan jangka panjang di tambang. Sangat mengecewakan jika pengurangan biaya itu tidak dibebankan pada perusahan tambang pihak ketiga dan penyedia jasa lainnya, mengingat jatuhnya permintaan di pasar dan harga," tambah Brock.

Sebelumnya, Nick von Schirnding, Chief Executive Officer (CEO) Bumi Plc menuturkan, sisi positif kinerja operasional BRAU tidak hanya terlihat dari kenaikan produksi dan penjualan. Ini juga dapat dilihat dari menurunnya nisbah kupas (stripping ratio) dan biaya produksi yang harus dikeluarkan BRAU.

Sepanjang kuartal IV 2012, nisbah kupas BRAU tercatat 7,6 bank cubic meter per ton (bcm/ton). Angka ini turun 19% dibanding kuartal III 2012 yang masih 9,4 bcm/ton.

Imbasnya, biaya produksi BRAU di kuartal akhir 2012 ikut turun 19% menjadi US$ 36,1 per ton dari kuartal sebelumnya yang US$ 41,1 per ton.

"Seiring perubahan desain penambangan dan fokus pada (efisiensi) biaya, kami meraih penurunan nisbah kupas dan biaya yang mengesankan," kata Schirnding, Selasa (12/2).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×