kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Jualan produk, UNTX gandeng perusahaan Negeri Sakura


Jumat, 24 Juni 2011 / 08:19 WIB
ILUSTRASI. Awas berdampak buruk! Ini Ciri-ciri toxic parents yang harus diketahui dan dihindari.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tidak mau kinerjanya kembali terpuruk tahun ini, PT Unitex Tbk (UNTX) menyiapkan langkah strategis untuk menggenjot pertumbuhan. Perusahaan ini akan menggandeng perusahaan asal Jepang untuk membantu penjualan produk.

UNTX akan bekerjasama dengan Unitika Ltd, yang merupakan pemegang saham mayoritasnya. "Mereka akan berperan sebagai mitra yang menjual produk kami di pasar Jepang dengan margin 30%," ujar Taizo Ishida, Presiden Direktur UNTX di Jakarta, Kamis (23/6).

Dalam kerjasama ini, UNTX sudah menandatangani kontrak untuk mengirim 1,3 juta meter kain per bulan seharga US$ 1,5 per meter. Dus, setiap bulannya perusahaan ini akan menerima pendapatan sebesar US$ 1,95 juta.

Ishida optimistis kontrak kerjasama ini akan menggenjot kinerja perseroan di 2011. UNTX memproyeksikan realisasi penjualan di semester satu 2011 bisa mencapai
Rp 98 miliar tahun ini, naik dari Rp 78 miliar tahun lalu.

UNTX juga akan melakukan efisiensi. Untuk itu, perseroan akan mengganti penggunaan minyak sebagai bahan bakar dengan gas. "Kami juga akan jaga hasil produksi tahun ini bisa tetap di atas 1,2 juta meter per bulan," kata Ishida.

Untuk itu UNTX akan mengoptimalkan kapasitas produksi. UNTX sudah menyiapkan dana US$ 230.000 untuk meningkatkan kapasitas produksi. Dana itu merupakan pinjaman tanpa bunga dari pemegang saham mayoritas.

Sepanjang tahun 2010, UNTX menderita kerugian bersih senilai Rp 25 miliar. Di tahun sebelumnya, perseroan ini masih bisa mencatatkan laba bersih senilai Rp 30 miliar. Penyebab emiten itu menanggung rugi di tahun lalu adalah kenaikan biaya pokok produksi yang merupakan imbas tingginya kenaikan harga minyak bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×