kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi ingatkan soal bursa bersih, ini strategi agar terhindar dari saham gorengan


Jumat, 03 Januari 2020 / 09:51 WIB
Jokowi ingatkan soal bursa bersih, ini strategi agar terhindar dari saham gorengan
ILUSTRASI. Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (13/12/2019). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.


Reporter: Abdul Basith, Tim KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Menurut Satrio, investor harus tetap mengikuti firasat sendiri sebelum membeli atau menjual saham. Sebab, acapkali rekomendasi itu diberikan orang tertentu yang ingin mengambil untung.

Baca Juga: Baru sebulan menanam Rp 1,5 miliar ke Jiwasraya, Callista Wijaya sudah kena apes

Kedua, Satrio menyarankan masuk ke saham ketika berada di level cut loss. Ini jadi level ideal untuk masuk, apalagi jika harga saham itu berpotensi terus meningkat, baik secara teknikal maupun sentimen. Terakhir dan menjadi tips paling penting, ialah tetap mencermati fundamental emiten serta analisis teknikal saham yang akan dibeli.

Cara ini bisa jadi penentu apakah saham itu layak investasi atau cuma cocok untuk trading. "Di samping itu, pelaku pasar juga harus mengetahui perbedaan antara trading dan investasi," kata Satrio. Dengan mengetahui perbedaan ini, pelaku pasar bisa memilih saham mana yang tepat untuk dijadikan alat investasi dan tak terjebak di suatu saham.

Baca Juga: Banjir Jakarta memperberat pergerakan IHSG

Senada, pengamat pasar modal Teguh Hidayat juga menyarankan trader tidak bermain di saham "gorengan". Namun untuk para pemodal kecil yang memiliki modal terbatas, memang tak ada salahnya memilih saham lapis kedua dan ketiga untuk dikoleksi, asalkan mereka tahu konsekuensinya.

Tetapi untuk pemodal besar, Teguh menyarankan tidak bermain di saham-saham "gorengan". "Modal besar lebih baik untuk investasi di saham yang tidak memiliki volatilitas tinggi," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×