kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang stock split, berikut kata analis mengenai saham Kapuas Prima Coal (ZINC)


Minggu, 10 Februari 2019 / 15:24 WIB
Jelang stock split, berikut kata analis mengenai saham Kapuas Prima Coal (ZINC)


Reporter: Aldo Fernando | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) akan menggelar agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Kamis (28/2).

Berdasarkan Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), agenda RUPSLB adalah persetujuan mengubah harga nominal per lembar saham Perseroan (stock split) dan memberikan wewenang kepada direksi untuk memutuskan pemecahan nilai nominal atas saham perusahaan.

Meski baru melakukan initial public offering (IPO) pada Oktober 2017, harga saham ZINC sudah meroket tajam. Sampai Jumat (8/2), harga saham ZINC mencapai Rp 1.805, melesat jauh dibandingkan harga saat IPO yang sebesar Rp 140 per saham.

Analis Reliance Sekuritas Kornelis Wicaksono berpendapat, melesatnya saham ZINC masih wajar.

"Kenaikan harga saham yang tinggi akhir-akhir ini cukup beralasan karena menurut data sementara dari manajemen di tahun 2018 kinerja emiten cukup cerah dengan membukukan pendapatan sekitar Rp 750 miliar dan laba sebelum pajak sekitar Rp 130 miliar," jelas Kornelis kepada Kontan.co.id, Jumat (8/2).

Ia menambahkan, menjelang stock split, saham ZINC cukup menarik. Ia menilai potensi cadangan tambang milik ZINC menjadi nilai positif emiten.

“Perlu diketahui bahwa saat ini emiten memiliki konsesi KPC seluas 5.500 hektar, sedangkan yang dieksploitasi baru sekitar 390 hektare. Dari luas tersebut cadangan yang bisa dimanfaatkan emiten sebesar 6,2 juta. Luas lahan dan cadangan eksploitasi bakal bertambah karena ZINC sedang melakukan eksplorasi,” jelasnya.

Senada, analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, kenaikan harga saham ZINC masih sesuai dengan kinerja fundamental perusahaan.

"Melihat pertumbuhan labanya stabil bertumbuh, saya kira kenaikannya sesuai dengan fundamental. Saham dengan laba yang bertumbuh memang disukai oleh pelaku pasar," ujar William kepada Kontan.co.id.

William bilang, saham ZINC masih menarik. Namun, kata dia, investor perlu memperhatian rasio saham ZINC setelah stock split nanti.

"Jika terlalu besar, maka persebaran saham akan menjadi sangat banyak dan tentunya itu bukan hal yang bagus dalam perdagangan saham. Apalagi, dengan karakteristik perdagangan ZINC yang cenderung selama ini mudah ditransaksikan karena persebarannya tidak terlalu banyak," ujarnya.

Sementara, Analis Indovest Semesta Sekuritas Aditya Perdana Putra menjelaskan, saham ZINC cukup spekulatif dan kinerjanya tidak sesuai dengan fundamental.

"Karena tidak masuk dalam kaidah value investing. Saat ini Price to Book Value (PBV) 15,7 kali. Cash flow hanya Rp 2 miliar dan laba bersih Rp 100 miliar serta Price to Earning Ratio (PER) sebesar 69 kali. Jadi sebaiknya investor berhati-hati," jelasnya kepada Kontan.co.id. Aditya menyarankan investor untuk wait and see.

Mengenai fair value, ia mengaku sulit untuk menentukan fair value ZINC. "Jika mengacu pada Book Value per Share (BVPS), sebesar Rp 115. Jika dihargai 3 kali BVPS, berarti sekitar Rp 345," jelasnya.

Sedangkan, Kornelis mengatakan, masih sedang melakukan penghitungan fair value ZINC. "Tapi, analis konsesus saat ini target harga ada di Rp 2.400," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×