Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga emas gagal bersinar, setelah USD kembali mendulang kekuatannya. Pasar cenderung wait and see terhadap pengumuman data ekonomi Amerika Serikat (AS) menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16-17 September 2015.
Mengutip Bloomberg, Kamis (3/9) pukul 15.20 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Commodity Exchange turun tipis 0,17% ke US$ 1.131 per ons troi. Sepekan terakhir, harga emas masih naik 0,80%.
Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menilai pelaku pasar fokus ke AS. Meski data ADP Non-Farm Payroll AS Agustus 2015 hanya 190.000 atau di bawah prediksi 204.000, namun masih sejalan dengan pertumbuhan tenaga kerja sektor swasta. "Sekarang pasar menantikan data non-farm payroll versi pemerintah AS Jumat (4/8)," kata Faisyal.
Data tenaga kerja merupakan salah satu indikator untuk mempertimbangkan kelayakan kenaikan The Fed rate. Jika pertumbuhan tenaga kerja AS masih bertahan di atas 200.000, potensi kenaikan bunga kian besar.
Tekanan harga emas juga datang dari pulihnya bursa Dow Jones, AS. Ini kian mengempiskan daya tarik safe haven seperti emas. Apalagi pasar China sedang libur 3-4 September 2015 untuk memperingati berakhirnya perang dunia kedua. "Tidak adanya transaksi dari konsumen terbesar emas dunia jelas menekan harga emas," tambah Faisyal.
Andri Hardianto Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menambahkan sentimen negatif kemungkinan akan berlanjut pada Jumat (4/8) karena fokus pelaku pasar tertuju ke AS.
Maklum, setiap data ekonomi AS yang dirilis akan menjadi sinyal penegas langkah yang akan diambil The Fed dalam rapat FOMC mendatang. Sejumlah data ekonomi yang dinanti seperti klaim pengangguran mingguan, data tenaga kerja, tingkat pengangguran dan neraca perdagangan diproyeksikan positif.
Tapi bisa saja The Fed menunda keputusan untuk menaikkan suku bunga. Salah satu yang masih menjadi pertimbangan The Fed adalah gejolak ekonomi global, terutama Tiongkok.
Skenario harga
Mendekati pertemuan FOMC Faisyal melihat, tekanan harga emas akan makin besar. Ada dua skenario. Pertama, The Fed menaikkan suku bunga. Ini sudah menyebabkan harga emas tersungkur. Pelaku pasar akan memilih mengamankan asetnya di USD. Jika itu benar terjadi, harga emas bisa turun ke posisi US$ 1.075 per ons troi.
Skenario kedua, The Fed kembali menunda kenaikan suku bunga. Dalam hal ini, pelaku pasar akan melihat secara jeli sinyal melalui pernyataan FOMC. Jika bernada hawkish, maka penguatan harga emas akan sementara.
Namun jika dovish dan kenaikan tidak dilakukan di 2015 ini, potensi kenaikan harga emas terbuka lebar. "Kalau dovish harga bisa menguat di US$ 1.160-US$ 1.185 per ons troi," prediksi Faisyal.
Selagi menanti kepastian The Fed, harga emas sepekan ke depan cenderung tertekan. Secara teknikal, harga bergerak di atas moving average (MA) 50 namun masih di bawah MA 100. Garis MACD di area positif 4,090. Stochastic level 56 bergerak ke atas. Tapi, RSI masih netral di level 48.
Faisyal menduga harga emas Jumat (4/9) bergerak di US$ 1.130-US$ 1.160 per ons troi dan sepekan US$ 1.100 per ons troi. Andri menduga harga sepekan di US$ 1.114–US$ 1.160 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News