Reporter: Anna Maria Anggita Risang, Elisabet Lisa Listiani Putri, Willem Kurniawan | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan penguatan 0,45% setara 26,48 poin di level harga 5.957 pada Jumat lalu (21/9). Bagaimana peluangnya hari ini?
Secara teknikal, M. Nafan Aji, analis Binaartha Sekuritas menyebutkan, berdasarkan indikator moving average convergence divergence, Indeks telah membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, stochastic dan RSI sudah menunjukkan overbought atau jenuh beli.
Selain itu, nampak pola bearish doji star candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju ke area support.
Prediksi Nafan, IHSG pada Senin (24/9) akan melemah di level support 5.915 dan resistance 5.996.
Senada, Dennies meramalkan IHSG akan melemah dengan pergerakan di rentang level 5.915 sampai 5.995. Menurutnya, investor akan cenderung mengantisipasi keputusan suku bunga the Fed dan suku bunga Bank Indonesia (BI). Secara teknikal pun, candlestick membentuk doji setelah kenaikan beberapa hari berturut-turut mengindikasikan akan terjadi koreksi.
Tapi untuk pekan ini, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyebut, kebijakan suku bunga rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dan Bank Indonesia (BI), menjadi penentu gerak pasar.
Sekadar informasi, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve akan menggelar rapat penentuan bunga pada Selasa-Rabu waktu setempat (25-26/9) mendatang, yang diperkirakan pasar akan menaikkan bunganya. Sedangkan BI akan mengadakan rapat penentuan bunga pada Rabu-Kamis (26-27/9).
Aji Setiawan, Analis Reliance Sekuritas memprediksi kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin dalam FOMC pada Rabu (26/9) atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Dia menyarankan, sebaiknya investor wait and see terlebih dahulu, menunggu hasil dari FOMC dan respon dari BI pekan ini. Secara pesimis, Reliance menargetkan IHSG akan berada di level 6.258 hingga akhir tahun yang akan datang.
Sudah diantisipasi BI
Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas mengatakan rencana Fed untuk menaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,25% akan diamati dan dicermati oleh para pelaku pasar. Biasanya hal tersebut akan memberikan efek positif bagi meningkatnya capital inflow ke dalam pasar AS.
"Kemudian secara domestik, kebijakan penetapan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate diharapkan mampu menjaga stabilitas rupiah, sehingga memberikan katalis positif bagi indeks," Kata Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (23/9).
Dia yakin, The Fed tetap menaikkan suku bunga, apalagi akan ada data PDB AS setelah pengumuman penetapan suku bunga AS yg diprediksikan akan stabil di level 4,2%.
Nafan juga bilang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh pelaku pasar mengenai ketidakpastian global tersebut mengingat stabilitas fundamental makroekonomi domestik sudah dikelola secara efektif oleh pemerintah, apalagi akan ada penetapan BI 7DRR.
"Selama posisi rupiah tidak menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS, seyogyanya BI tidak perlu dinaikan suku bunga tersebut mengingat BI memiliki ruang satu kali lagi untuk menaikkan suku bunga acuan," Kata Nafan.
Sementara, The Fed memiliki peluang untuk menaikkan suku bunganya dua kali lagi pada tahun ini, mengingat data makroekonomi AS yang cenderung positif. Kecuali jika BI ingin menjaga cadangan devisa agar tidak mengalami penurunan yang signifikan, maka BI bisa menaikkan suku bunga acuannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News