Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten poultry diproyeksi masih positif hingga akhir tahun ini. Salah satunya didorong oleh momentum Ramadan dan Lebaran pada 2023.
Alrich Paskalis, Analis Phintraco Sekuritas menilai bulan Ramadan 2023 lebih menarik daripada tahun sebelumnya, karena pemerintah telah mencabut kebijakan PPKM sehingga mobilitas masyarakat kembali pulih. Selain itu, kenaikan permintaan pada momen tersebut akan diikuti kenaikan harga.
"Sentimen utama dari emiten poultry berasal dari spending masyarakat yang cenderung meningkat menjelang perayaan hari Raya Idul Fitri," kata Alrich kepada Kontan.co.id, Jumat (10/2).
Baca Juga: Jelang Ramadan 2023, Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Telah Mengamankan Stok Produk
Hal ini terlihat dari data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Penjualan Ritel yang cenderung meningkat pada periode tersebut. Dengan demikian, emiten poultry berpotensi mencatatkan peningkatan pendapatan atau kinerja menjelang hari Raya Idul Fitri.
Indeks Keyakinan Konsumen pada tahun 2019 bulan Mei (128,2) dan Juni (126,4), tahun 2020 bulan April (84,8) dan Mei (77,8), tahun 2021 bulan April (101,5) dan Mei (104,4), selanjutnya tahun 2022 bulan April (113,1) dan Mei (128,9)
Sementara, Indeks Penjualan Ritel pada tahun 2019 bulan Mei (249,8) dan Juni (233,6), tahun 2020 bulan April (190,7) dan Mei (198,3), tahun 2021 bulan April (220,4) dan Mei (227,5), pada tahun 2022 bulan April (219,3) dan Mei (239,7).
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Barang Konsumen Primer Pilihan Pilarmas Investindo Sekuritas
Alrich mengatakan di luar dari data makro tersebut, kuartal pertama tahun 2024 nanti akan dilaksanakan pemilu. Secara statistik, satu tahun sebelum pelaksanaan pemilu, terdapat peningkatan konsumsi masyarakat.
Contohnya pada pemilu 2019. Setahun sebelumnya di tahun 2018, terdapat kenaikan rata-rata pengeluaran konsumsi bulanan masyarakat sebesar 8.51% yoy. Dengan kata lain, menyambut pemilu 2024, peningkatan konsumsi masyarakat di tahun ini juga dapat meningkat.
Alrich menjelaskan sehingga sentimen-sentimen tersebut memperkuat potensi pertumbuhan pendapatan secara keseluruhan ke emiten terkait di sektor consumer non-cyclicals salah satunya di industri poultry.
Adapun harga bahan baku cenderung turun terlihat dari harga komoditas jagung yang cenderung turun ke kisaran US$ 678,18 per gantang di Januari 2023 dari level tertinggi di US$ 818,25 per gantang di April 2022.
Baca Juga: Ekonomi Tumbuh, Analis Rekomendasi Beli Saham UNVR, CPIN hingga ICBP
Berdasarkan beberapa pertimbangan, Alrich merekomendasikan emiten poultry yang dapat diperhatikan adalah JPFA dan CPIN.
1. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
Hal ini ditunjukkan dari PER (8,44x) dan PBV (1,25x) JPFA per Senin (6/2) yang relatif lebih rendah dari PER (14,09x) dan PBV (1,71x) sektor barang konsumsi primer per Desember 2022.
Rekomendasi: Buy on support
Target 2: 1.480-1.525
Target 1: 1.380-1.415
Entry: 1.315-1.330
Stoploss: kurang dari 1.265
2. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
CPIN dapat diperhatikan karena secara teknikal terdapat peluang rebound.
Rekomendasi: Buy
Target 2: 6.500
Target 1: 6.250
Entry: lebih dari 5.775
Stoploss: 5.600-5.650
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News