kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jelang Pertemuan The Fed di Awal November, Rupiah Diprediksi Masih Tertekan


Senin, 30 Oktober 2023 / 13:55 WIB
Jelang Pertemuan The Fed di Awal November, Rupiah Diprediksi Masih Tertekan
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta merosot 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp15.003 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.970 per dolar AS. ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi masih bakal tertekan tangguhnya dolar Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar saat ini tertuju pada pertemuan bank sentral AS di awal November mendatang.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mencermati, pergerakan pasar uang global saat ini masih volatile dipengaruhi sentimen eksternal terutama perkembangan AS. Perekonomian AS masih menguat ditandai dengan masih meningkatnya berbagai indikator ekonomi seperti penjualan ritel, penjualan rumah, dan aktivitas manufaktur.

Di pasar tenaga kerja juga masih kuat menopang perekonomian AS, dimana penciptaan lapangan kerja yang kuat telah menemui peningkatan pasokan pekerja yang disambut baik karena partisipasi yang lebih tinggi dan rebound imigrasi ke tingkat pra-pandemi.

Baca Juga: Pemerintah Melelang 8 Seri SUN, Target Indikatif Rp 28,5 Triliun pada Selasa (31/10)

Namun demikian, risiko perlambatan ekonomi global dan ketegangan geopolitik berpotensi untuk memperlambat perekonomian.

Reny melihat, saat ini pelaku pasar sedang menantikan kepastian terkait suku bunga The Fed. Pertemuan Bank Sentral AS itu dijadwalkan pada tanggal 1-2 November mendatang yang diperkirakan bakal mengerek suku bunga acuan.

“The Fed melihat inflasi akan tetap berada di level yang masih sulit mencapai target 2% sehingga ruang untuk menaikkan suku bunga acuan lebih lanjut atau menahan suku bunga di level yang tinggi lebih lama masih terbuka,” ujar Reny kepada Kontan.co.id, Senin (30/10).

Sikap The Fed yang masih belum menegaskan kapan langkah pengetatan kebijakan moneter akan berakhir berdampak negatif terhadap pasar. Dolar indeks terpantau masih berada di kisaran level 105 – 106 yang mengindikasikan penguatan dolar AS masih berlanjut terhadap major currencies.

Baca Juga: Rupiah Masih Hadapi Tekanan Jelang Pertemuan The Fed pada Awal November

Oleh karena itu, Reny masih melihat tekanan pasar akan berlanjut. Pada FOMC meeting November 2023, The Fed diprediksi masih akan mempertahankan Fed Funds Rate sebesar 5,5%. Pasar akan lebih menunggu kepastian terhadap arah suku bunga selanjutnya.

Tim riset ekonomi Bank Mandiri, memperkirakan rupiah akan bergerak sesuai dengan fundamentalnya dalam jangka panjang didukung fundamental ekonomi domestik yang solid.

Untuk memitigasi volatilitas eksternal, Bank Indonesia akan terus melanjutkan triple interventions, twist operation, implementasi DHE, dan melelang instrumen terbaru seperti SRBI, SVBI, dan SUVBI untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan menyerap aliran dana asing.

Dengan perkembangan data terkini, Bank Mandiri memperkirakan prognosis rupiah akan berada di rentang Rp 15,300 – Rp 15,700 per dolar AS pada akhir tahun 2023 karena ditopang oleh kebijakan fundamental ekonomi yang kuat dan harapan kebijakan suku bunga.

Baca Juga: Rupiah Melemah, Kemenperin Optimalkan Penyerapan Produk Manufaktur dalam Negeri

Pada perdagangan hari ini, USD/IDR diperkirakan bergerak dalam kisaran Rp 15.875 – Rp 15.950 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg pada pukul 11.30 WIB, rupiah bergerak ke level Rp 15.922 per dolar AS. Rupiah tengah hari ini menguat 0,10% dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu di level Rp 15.939 per dolar AS.

Rupiah mencatat pelemahan 0,13% secara harian ke level  Rp 15.939 per dolar AS di akhir pekan lalu. Secara mingguan, mata uang Garuda tercatat melemah 0,42% terhadap dolar Amerika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×