kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang Natal, bank berpotensi kurangi kepemilikan


Jumat, 18 November 2016 / 07:07 WIB
 Jelang Natal, bank berpotensi kurangi kepemilikan


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kepemilikan bank di surat berharga negara (SBN) terus membengkak. Namun jelang Natal dan Tahun Baru, perbankan diprediksi akan mengurangi kepemilikan SBN karena membutuhkan dana besar.

Mengacu data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per 16 November 2016, SBN yang diakumulasi oleh bank mencapai Rp 449,40 triliun, atau naik 6,98% bila dibandingkan akhir Oktober yang senilai Rp 420,09 triliun.

Sedangkan secara year to date (ytd), angka tersebut sudah naik 27,76%. Sedangkan total SBN yang dapat diperdagangkan mencapai Rp 1.770,95 triliun. Artinya, porsi kepemilikan perbankan di SBN mencapai 25,38% dari total SBN yang dapat diperdagangkan.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatakan, menggemuknya kepemilikan bank di SBN disebabkan oleh membaiknya fundamental ekonomi domestik sejak awal tahun.

Wajar jika bank yang memiliki kelebihan likuiditas menempatkan dananya ke salah satu instrumen yang minim risiko seperti SBN. “Dengan berinvestasi di SBN, bank akan mendapatkan gain tambahan dengan risiko rendah,” terang Nicodimus.

Selain itu, Nicodimus juga melihat peningkatan porsi bank juga terdorong oleh meningkatnya transaksi repo antarbank dengan Bank Indonesia (BI). “Lihat saja kepemilikan BI di SBN yang berkurang seiring kenaikan porsi kepemilikan perbankan,” ujar Nicodimus.

Penerapan program pengampunan pajak tahun ini juga membuat likuiditas bank semakin besar, khususnya pada bank-bank persepsi.

Beben Feri Wibowo, analis Pasar Dana melihat, dalam jangka panjang, potensi peningkatan kepemilikan bank di SBN masih terbuka lebar, didorong oleh melambatnya pertumbuhan kredit, yang menyebabkan dana menganggur semakin besar.

“Tidak mungkin perbankan mengalokasikan uang berlebih tersebut ke instrumen yang risikonya besar, seperti saham,” kata Beben.

Tapi beben melihat, kepemilikan SBN oleh perbankan sudah mendekati batas atas. Maka ia memprediksi, kepemilikan perbankan di SBN bisa menyusut sekitar 2%–3% di akhir tahun ini.

Memang, jelang Natal dan Tahun Baru, biasanya perbankan membutuhkan dana besar untuk mengantisipasi permintaan atau penarikan dana nasabah. “Meskipun memang tantangan utamanya datang dari The Fed, terkait dengan kebijakan suku bunga acuan,” kata Beben.

Menurut Beben, faktor fundamental dari dalam negeri yang baik dan kebijakan pemerintah seperti suku bunga rendah dapat meredam sentimen luar negeri yang saat ini kurang mendukung.

Prediksinya, yield surat uang negara (SUN) FR0056 di kisaran 5,65%–9,08% akhir tahun ini. Kamis (17/11), yield FR0056 senilai 7,71%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×