Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu perusahaan perbankan pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan menebar berkah kepada pemegang sahamnya. Pasalnya, BBRI akan menebar dividen hingga Rp 20,6 triliun atau 60% dari total laba bersih tahun 2019 yang mencapai Rp 34,4 triliun.
Adapun dividen yang akan dibagikan kepada masing-masing pemegang saham sebesar Rp 168,1 per saham dengan dividend yield sebesar 3,75%. Selain BBRI, ternyata masih banyak emiten-emiten yang rajin menebar deviden kepada para pemegang sahamnya.
Baca Juga: BBRI menawarkan yield dividen 3,75%, investor bisa berburu sahamnya
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, investor bisa mencermati Indeks IDX High Dividend 20. Sebab, emiten penghuni indeks ini berisi 20 emiten yang dinilai paling rajin membagikan dividen tunai dalam tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
Sementara itu, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai beberapa saham blue chips yang cukup rajin membagikan dividen antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Astra International Tbk (ASII).
Selain itu, emiten telekomunikasi milik negara, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), hingga emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga dinilai rajin menebar dividen.
Baca Juga: Bagi dividen 60%, Bank Mandiri (BMRI) akan jaga CAR di atas 18%
Menurut Hendriko, suatu dividen dapat dikatakan menarik apabila memiliki yield di atas 5%. Sebab, yield ini lebih besar daripada bunga net deposito. “Apalagi kalau perusahaannya masih bisa bertumbuh bisnisnya, maka masih ada potensi yield yang lebih besar ke depannya,” kata Hendriko kepada Kontan.co.id, Rabu (19/2).
Namun, Hendriko mengatakan yield 5% tidak selalu menjadi patokan untuk menilai apakah suatu dividen dapat dikatakan menarik. “Tetapi ini biasanya kembali lagi kepada profil investornya, karena setiap investor pasti punya kriteria yang berbeda,” sambung dia.
Setali tiga uang, William juga mengamini bahwa dividen yang memiliki yield di atas bunga deposito lebih disukai oleh investor. William mengibaratkan, yield tersebut sebagai ongkos tunggu selagi harga sahamnya belum menguat.
Hal yang sama dikatakan oleh Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana. Dia menilai, dividen yang memiliki yield di atas 5% biasanya dinilai lebih menarik. “Karena dengan yield 5% selain return dari hasil deviden, maka investor juga bisa mendapatkan return dari capital gain,” terang Herditya kepada Kontan.co.id, Rabu (19/2).
MNC Sekuritas memiliki beberapa nama emiten yang sering membagikan dividen, seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Baca Juga: Masih harus perkuat modal, BRI Agro tak bagi-bagi dividen
Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang menguat 0,71% ke level 5.928,792. Namun, secara year-to-date, IHSG telah tergerus 5,89%. Untuk itu, Herditya menyarankan investor untuk mencermati saham-saham yang ingin dikoleksi dan memperhatikan timing yang tepat. “Jadi tidak serta merta langsung membeli saham-saham yang rajin membagi deviden, kecuali memang untuk jangka panjang,” imbuh dia.
Senada, William juga mengembalikan kepada tujuan investor masing-masing. Jika berorientasi jangka pendek, maka bisa beli (buy) dari sekarang. Sebab, ada kebiasaan dimana saham akan naik pada cum date dan menurun pada saat ex date.
Baca Juga: Sarana Menara (TOWR) kantongi total dividen interim Rp 633 miliar dari Protelindo
Oleh karena itu, jika investor membeli saham-saham tersebut hanya sekadar untuk mendapat dividen dan sahamnya turun pada ex date, maka dividen tersebut akan sia-sia karena hanya berfungsi untuk menutup capital loss.
“Tetapi kalau untuk investasi jangka panjang, pergerakan harga saham saat cum date maupun ex date tidak akan menjadi masalah. Malah di saat saham-saham sedang turun justru menjadi kesempatan,” tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News