kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bukan Hanya Optimisme ETF, Ini Penyebab Lonjakan Harga Bitcoin ke US$ 42.400


Selasa, 05 Desember 2023 / 14:07 WIB
Bukan Hanya Optimisme ETF, Ini Penyebab Lonjakan Harga Bitcoin ke US$ 42.400
ILUSTRASI. Bitcoin. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto kembali menghijau dengan kenaikan harga Bitcoin menembus level US$ 42.400 atau sekitar Rp 657 juta pada Senin (5/12). Angka ini merupakan level tertinggi sejak April 2022.

Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, kenaikan harga BTC ini didorong oleh sejumlah katalis, selain dari optimisme terhadap persetujuan SEC untuk permohonan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin yang diagendakan pada bulan Januari 2024 mendatang.

“Selain optimisme terhadap ETF Bitcoin, faktor lain di balik kenaikan harga Bitcoin adalah rendahnya tekanan jual dari investor yang diukur berdasarkan data exchange netflow Bitcoin. Semakin rendah exchange netflow berarti semakin rendah pula kemungkinan investor untuk menjual aset,” ujar Fahmi dalam siaran pers, Selasa (5/12).

Melansir IntoTheBlock, exchange netflow Bitcoin pada tanggal 2 Desember lalu negatif -3,32 ribu Bitcoin, kemudian masih negatif pada 3 Desember yakni -1,11 ribu Bitcoin. Ini artinya lebih banyak Bitcoin yang investor pindahkan dari exchange ke dompet pribadi, daripada yang dipindahkan dari dompet pribadi ke exchange.

Baca Juga: Bitcoin Tembus Level Harga US$ 42.000, Tertinggi Sejak Mei 2022

“Hal ini menandakan investor lebih memilih untuk menyimpan atau hold Bitcoin yang dimiliki daripada menjualnya, meskipun harga sudah naik ke area US$39.500 pada waktu itu,” tambah Fahmi.

Fahmi melanjutkan, sentimen pendorong lainnya yakni peran investor institusional yang terus mengakuisisi Bitcoin terlepas dari kenaikan harga yang terjadi. Microstrategy sebagai salah satu perusahaan terkemuka di dunia analytics, kembali membeli Bitcoin sekitar 16.130 koin atau setara US$ 593,3 juta secara tunai, selama periode 1 November dan 29 November tahun ini.

Pembelian tersebut merupakan yang terbesar setelah pembelian yang dilakukan pada Februari 2021 lalu dan membuat Microstrategy dan anak perusahaannya saat ini memiliki total 174,530 Bitcoin. Padahal, harga Bitcoin di bulan November sudah naik dan berada pada area di atas US$ 34 ribu dibandingkan pada Oktober yang masih di kisaran US$ 26 ribu.

Fahmi menilai, peran aktif investor institusional dalam pasar kripto ini turut mendorong peningkatan harga Bitcoin. Adopsi investor institusional berperan penting dalam performa harga Bitcoin.

“Keputusan institusi untuk membeli Bitcoin menjadi indikasi meningkatnya kepercayaan mereka terhadap aset kripto yang dapat meningkatkan legitimasi aset kripto serta turut meningkatkan kepercayaan diri investor ritel secara umum. Selain itu, masuknya investor institusional juga mendorong capital inflow yang besar ke dalam pasar kripto yang juga dapat mempengaruhi harga,” jelas Fahmi.

Selain itu, harga Bitcoin juga terdongkrak optimisme investor terhadap siklus kenaikan suku bunga The Fed yang bakal dihentikan dan dimulainya siklus penurunan suku bunga yang mungkin akan terjadi pada kuartal pertama 2024 nanti. Sentimen tersebut cukup berkembang menjelang pertemuan penentuan kebijakan suku bunga The Fed pekan depan.

Baca Juga: Harga Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi, Begini Prospeknya ke Depan

Menurut Fahmi, optimisme investor terhadap berhentinya siklus kenaikan suku bunga, selain didorong oleh keputusan The Fed untuk mempertahankan tingkat bunga yang ada pada pertemuan sebelumnya juga didorong oleh perkembangan data ekonomi yang menunjukkan tantangan pertumbuhan ke depan, termasuk mulai melemahnya sektor tenaga kerja, dan mulai menurunnya tingkat inflasi.

Investor mulai bersiap menghadapisiklus baru penurunan suku bunga tersebut dengan mulai mengambil posisi di aset kripto.

Potensi Investasi : Investor Beli atau Jual?

Bitcoin yang menembus hingga US$ 42.400 telah membuka peluang baik bagi investor berpengalaman maupun yang baru ingin memiliki Bitcoin. Berdasarkan indeks fear & greed yang dilansir alternative.me, menunjukkan angka 75 yang berarti bahwa pasar berada di fase optimis atau greed.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×