kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang IPO, Jayamas Medica (OMED) Jajaki Kemitraan Strategis dengan Pemain Global


Minggu, 30 Oktober 2022 / 10:09 WIB
Jelang IPO, Jayamas Medica (OMED) Jajaki Kemitraan Strategis dengan Pemain Global
ILUSTRASI. PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED), menyiapkan sederet strategi untuk memperkuat posisinya di industri kesehatan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED), menyiapkan sederet strategi untuk memperkuat posisinya di industri kesehatan, salah satunya dengan menggandeng mitra global maupun nasional.

Direktur Operasi Jayamas Medica Leonard Hartanto menyatakan, perusahaan dengan nama tenar OneMed ini akan menjelajahi peluang merger dan akuisisi di tengah industri peralatan medis Indonesia yang sangat terfragmentasi. OMED juga mencari kemitraan strategis dan menjalin kerja sama dengan pemain peralatan dan pasokan medis global.

“OneMed terus mencari peluang-peluang baru dalam pasar industri alat kesehatan di Indonesia yang sangat beragam. Tentu saja strategi itu juga mempertimbangkan sejumlah kriteria, seperti teknologi yang digunakan, paten & tingkat keahlian, kemitraan & aliansi serta peluang akuisisi,” terang Leonard dalam keterangan resminya, Sabtu (29/10).

Baca Juga: Ada 40 Perusahaan Antre IPO, Ini Sektor-sektor yang Mendominasi

Lebih lanjut, pada pertengahan November 2022, OMED akan ikut serta pameran alat kesehatan di Jerman untuk menggali peluang-peluang baru.

Sejalan dengan mencari kemitraan strategis, OMED juga berupaya untuk membuat kontrak lisensi dengan pemegang paten alat kesehatan yang dapat dapat memungkinkan untuk melakukan produksi produk tersebut di Indonesia. 

Namun, OMED tetap membangun kemampuan internal mengembangkan dan meningkatkan produk sendiri, termasuk produk perawatan luka, jarum suntik dan jarum serta tabung pengumpul darah/blood collection tube.

Sebagai catatan, untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar alat kesehatan di masa mendatang, OneMed memiliki tiga strategi bisnis utama. 

Pertama, memperkuat kapasitas produksi untuk kategori bisnis yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi. Kedua, menambah jaringan distribusi dan memperkuat saluran online.

Ketiga, mengeksplorasi peluang untuk meningkatkan pendapatan dan profitabilitas, termasuk melakukan merger dan akuisisi strategis dengan fokus pada perusahaan yang memiliki teknologi atau kemampuan produksi dalam kategori-kategori produk yang berdekatan.

“Dalam lima tahun ke depan, kami berencana membuka 25 gerai baru dan 15 gudang penyimpanan serta 1 pusat distribusi nasional. Lokasinya ada di wilayah-wilayah utama, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung hingga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” papar Direktur Pemasaran OneMed Louis Hartanto.

Baca Juga: Menilik Tren Perusahaan yang akan IPO pada Kuartal IV 2022

Sebagai catatan, per tanggal 31 Maret 2022, OMED memiliki 1 pusat distribusi nasional yang terletak di Gresik, Jawa Timur, 20 kantor cabang dan fasilitas logistik, dan 11 kantor penjualan yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra.

Sementara itu, secara digital, OneMed tengah mengembangkan aplikasi penjualan serta pembelian serta memperkuat kemitraan dan kolaborasi digital dengan sejumlah platform startup, ecommerce, dan pembayaran.

Sebagai salah satu market leader alat kesehatan di Indonesia, per 31 Maret 2022 OneMed memiliki 3.200 stock keeping unit (SKU) aktif dan 72 produk dengan merek terdaftar yang tersebar di 514 kota dan 34 provinsi.

Salah satu lini andalan OMED dengan kontribusi terbesar, tercatat yaitu medical disposables & consumables, yang memiliki Compounded annual growth rate (CAGR) pertumbuhan pendapatan sebesar 114,5% pada rentang 2019—2021. 

Per 31 Maret 2022, realisasi pendapatan dari bisnis peralatan medis sekali pakai dan bahan habis pakai mencapai Rp 293 miliar.

Berdasarkan persentase, segmen yang berkontribusi paling besar pada pendapatan OMED adalah kategori medical disposable and consumables sebesar 64,6%, disusul antiseptic and dialysis (13,8%), diagnostic and equipment (13,6%), biotechnology and laboratory (4,2%), hospital furniture (2%), dan walking aids and rehabilitation (1,8%).

Serangkaian ekspansi juga telah dijalankan OMED sepanjang periode berjalan 2022. Saat ini, OneMed telah memulai pembangunan Pabrik Mojoagung II dan menandatangani perjanjian pemanfaatan lahan untuk Pabrik Batang.

Ekspansi yang dirancang oleh OneMed sejalan prospek cerah industri alat kesehatan di Indonesia. Proyeksi yang dikeluarkan oleh WHO, OECD, IMF dan Frost Sullivan menunjukkan, persentase belanja kesehatan terhadap gross domestic product (GDP) Indonesia sebesar 3,2% pada 2021. Posisi itu masih di bawah Malaysia (4,3%), Vietnam (6,2%), China (5,1%), dan Jepang (12,3%).

Indonesia diprediksi menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan GDP per kapita tercepat di Asia Pasifik dengan proyeksi pertumbuhan tahunan 7,1% sepanjang 2021 hingga 2026, melampaui Thailand (5,3%) dan Jepang (4,7%).

Baca Juga: Mau IPO, OneMed (OMED) Optimistis Belanja Kesehatan Akan Bertumbuh

Sebagai gambaran, dalam penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO), OMED akan melepas sebanyak-banyaknya 4,06 miliar lembar saham baru atau setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO.

Dari keseluruhan saham tersebut, Jayamas Medica Industri menawarkan harga IPO di rentang Rp 204 hingga Rp 310 per saham. Dus, perusahaan dengan merek dagang OneMed ini berpotensi meraup dana segar hingga Rp 828 miliar sampai Rp 1,26 triliun.

Proses IPO ini terus bergulir, dimana OneMed telah telah merampungkan proses bookbuilding atau penawaran awal yang berlangsung pada 6 Oktober 2022 — 19 Oktober 2022 dengan menghimpun minat dari calon investor.

Dalam penawaran umum perdana saham, OneMed menunjuk CLSA Limited, CIMB Investment Bank Berhad, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT CIMB Niaga Sekuritas, dan PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai joint global coordinators, bookrunners dan joint lead underwriters, serta AvantGarde Capital yang bertindak sebagai penasehat keuangan (financial advisor).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×