Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum halving Bitcoin menjadi kesempatan yang bagus bagi investor untuk mengoleksi BTC. Halving Bitcoin akan terjadi pada 2024 yang berlangsung setiap 4 tahun sekali.
Halving Bitcoin bertujuan untuk membatasi produksi bitcoin yang baru dengan cara memotong hadiah kepada penambang (miners) menjadi setengah dari nilai reward sebelumnya. Dengan melakukan halving maka dapat mengurangi laju penambahan koin baru dan menurunkan pasokan BTC yang beredar demi menjaga tingkat inflasi BTC.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan, secara historis harga Bitcoin (BTC) menuju potensi reli ketika halving terjadi hingga satu tahun setelahnya. Saat momen halving pada 2020, harga Bitcoin sudah mulai menguat sejak akhir 2019 dan bertahan setahun setelahnya.
“Ini momentum cukup baik untuk akumulasi karena pola menarik. Bitcoin biasanya menguat satu tahun sebelum dan satu tahun setelah terjadi halving,” kata Panji dalam Market Update Ajaib Kripto, Jumat (19/5).
Baca Juga: Prospek Bitcoin Cerah Jika The Fed Tahan Level Suku Bunga di FOMC Juni 2023
Panji menjelaskan, saat ini ada sekitar 19,37 juta Bitcoin yang beredar atau setara 92% dari total pasokan bitcoin sebanyak 21 juta. Setiap halving yang terjadi 4 tahun sekali akan menurunkan tingkat inflasi Bitcoin.
Saat ini, penambang mendapatkan hadiah sebesar 6.25 koin per satu blok. Baru kemudian pada momentum Halving Bitcoin 2024 maka hadiah yang akan diterima penambang adalah sebesar 3,125 per satu blok.
Hadiah tersebut akan terus berkurang setengahnya setiap 4 tahun sekali. Distribusi yang semakin sedikit akan menjadikan Bitcoin sebagai aset dengan kelangkaan tinggi.
Menurut Panji, halving Bitcoin berpengaruh cukup signifikan bagi apresiasi harga BTC sejak pertama kali dilakukan pada 2012. Momentum halving juga perlahan meredam volatilitas harga Bitcoin.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Menjawab Pertanyaan Soal Mengapa Orang Kaya akan Semakin Kaya
Dalam memanfaatkan momentum akumulasi Bitcoin ini, investor sebaiknya menerapkan strategi dollar cost averaging (DCA). Sebab, volatilitas bitcoin masih tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya yang pergerakannya ditransaksikan selama 24 jam. Dollar cost averaging adalah strategi membagi porsi investasi dengan memasukkan jumlah nominal yang sama dan rutin, dalam rentang waktu tertentu.
Sejak awal 2023, Panji memaparkan, pasar kripto mulai bangkit dari kejatuhan pasar yang terjadi di tahun 2022. Pangsa pasar secara keseluruhan meningkat sekitar 63,81% dari total pangsa pasar US$759 miliar pada 1 Januari 2023 menjadi US$1.244 triliun pada 15 April 2023.
Terkhusus Bitcoin, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini telah mencapai level tertinggi sejak Juni 2022 yang sempat menyentuh level US$30.500 di tahun ini. BTC melesat dengan kinerja yang sangat positif, naik hampir 84% dari 1 Januari hingga 15 April 2023.
Mengutip Coinmarketcap pada Sabtu (20/5) pukul 16.15 WIB, harga Bitcoin berada di level US$26,910.85 atau menguat 0.38% dalam sepekan dan naik 0.13% dalam 24 jam terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News